Kepri Carnival 2016, Pentaskan Pesona Bahari Kepri
Kalau di di Jawa Timur ada Jember Fashion Carnival dan Banyuwangi Ethno Carnival ataupun Malang Flower Carnival yang sudah mendunia. Di Kepri, ada Kepri Carnival yang menarik orang datang bak semut menemukan gula. Bahkan turis mancanegara dan yachter. Pemandangan itu terlihat saat pergelaran Kepri Carnival dalam Festival Bahari Kepri 2016 di Tanjungpinang.
Sejak matahari tergelincir ke barat, Tepi Laut Tanjungpinang sudah dijejali orang. Semuanya menuju ke halaman Gedung Daerah. Pergelaran tahun kedua Kepri Carnival dipusatkan di tempat itu. Panggung luas beralas karpet merah menghampar. Sekelilingnya manusia menyemut. Bahkan tempat duduk untuk tamu penuh sebelum acara dimulai. Di teras Gedung Daerah banyak wisatawan mancanegara menanti pergelaran itu.
Kami, Blogger Kepri yang datang agak sore, sulit menembus jalan masuk halaman Gedung Daerah. Selain karena orang berjubel, pintu masuk dijaga polisi. Di belakang panggung, para talent menunggu waktu untuk tampil. Melihat kostum yang mereka kenakan, rasanya takjub. Tampak kreatifitas yang tinggi. Kostum itu mereka desain sendiri, buat sendiri, dan dipakai sendiri. Kayak lagu Caca Handika ya!
Kepri Carnival ini menyuguhkan berbagai tema. Kental dengan kesenian tradisonal Kepri. Seperti Makyong, Tepak Sirih, Gonggong, dan Jong. Tetapi ada tema lainnya yang juga lekat dengan ciri khas Kepri. Tema itu Seafood Paradise. Saya sudah melihat tema itu sebelum mereka manggung. Di antara para talent itu ada teman-teman saya. Terutama talent yang berasal dari Batam. Jadi pada Kepri Carnival ini diikuti 115 talent dari berbagai kota dan kabupaten di Kepri. Tapi tak tampak dari Natuna, Anambas, dan Karimun.
Sekitar pukul 15.00, musik membahana. Artinya pergelaran akan segera dimulai. Penonton semakin merapat ke bibir panggung. Fotografer juga berjubel di tepian panggung yang berdekatan dengan deretan tamu. Sampai-sampai nyaris menghalangi pandangan para turis yang duduk di deretan kursi tamu. Saya menyelinap di antara fotografer itu supaya mendapat tempat bagus untuk memotret.
Pergelaran dimulai dan dibuka penampilan talent dengan tema yang berbeda. Sepertinya mewakili tiap teman. Talent yang membawa tepak sirih memimpin. Ini sepertinya mengadopsi tari persembahan yang selalu menjadi pembuka acara. Ia menemui tamu kehormatan lalu menyerahkan sirih bermakna sambutan selamat datang. Setelah itu, para talent tampil berurutan sesuai tema.
Suara riuh rendah menyelinap di antara gaung musik saat talent mulai tampil berdasarkan tema. Dimulai Tepak Siri. Kostumnya sangat unik. Dari desain yang simpel sampai yang rumit. Seorang gadis kemudian menarik perhatian penonton dan fotografer karena kostumnya sangat rumit dan besar. Ia menggandeng Tepak Sirih yang disusun seperti tahta. Tapaknya diberi roda sehingga ia mudah melangkah di pentas.
Menyusul kemudian talent dengan kostum bertema Makyong. Banyak talent yang mengusung tema ini sehingga dibagi dua sesi. Rata-rata kostumnya besar dengan sayap yang lebar nan menjulang. Beratnya belasan hingga puluhan kilo. Sayap-sayap nan lebar itu menghiasi pentas dan kamera pun tak henti menjepret. Sampai-sampai harus berebutan.
Tak hanya tpeng Makyong yang berkeliaran di atas panggung, perahu Jong juga lalu lalang. Bahkan dipasang menghiasi kepala. Bukan memang perahu Jong sesungguhnya. Hanya miniatur yang kemudian bertengger cantik di atas kepala para talent. Tetapi ada juga yang benar-benar membawa perahu Jong.
Kepri, salah satu surga seafood di Indonesia terusung dalam kostum bertema Seafood Paradise. Gonggong yang sangat khas Kepri naik panggung. Berlenggak-lenggok bak model. Lalu muncul rajungan, kepiting, dan sotong. Mereka melekat dalam tubuh para talent yang mengenakannya. Melintasi panggung lalu turun.
Setelah mentas di panggung, pertunjukan belumlah selesai. Para talent berparade di jalan-jalan yang juga ramai penonton. Mereka berjalan melintasi Jalan Pos dan Jalan Jusuf Kahar. Kemudian kembali ke Gedung Daerah, Tanjungpinang. Orang-orang antusias berbaris di sepanjang jalan melihat parade fashion itu. Bahkan mencegat mereka untuk berfoto. Kawasan Tepi Laut pun riuh dengan lautan manusia. (Baca juga)
(276)
Cakep-cakep yah kostumnya… Sayang kemaren gak sempat nonton..
Oh ya mbak Dian gak sempat liat ya. Yahh keren-keren banget. Sampe bingung mau foto yang mana 🙂
waaa keren2 ya, nice blog!
Adis takdos
travel comedy blogger
http://www.whateverbackpacker.com
Terima kasih mas. Nanti deh kalo balik ke Indonesia, bakal kunjungi blog mas Adis 🙂