Melihat Mahakarya Pelukis Dunia di Museo del Prado Madrid
Kala jalan-jalan di Eropa, museum salah satu yang masuk daftar dikunjungi, termasuk Museo del Prado. Selain koleksinya yang memang menarik, sejarah dan pengetahuan yang diperoleh, menjadi pertimbangan banyak turis untuk mengunjungi museum. Padahal kalau dihitung-hitung, tarif masuk museum relatif mahal. Terutama bagi kita orang Indonesia. Paling murah 10 Euro atau kira-kira Rp 150 ribu.
Makanya saya benar-benar memilih museum yang akan saya kunjungi saat traveling di Eropa. Sejauh ini, belum banyak museum di Eropa yang saya kunjungi. Terbaru, Museo del Prado atau Prado Museum di Madrid, Spanyol. Ini museum kedua di Eropa yang pernah saya kunjungi setelah Musee de Louvre di Paris, Prancis.
Saya mengunjunginya pada hari kedua di Madrid. Teman saya di Madrid menyarankan mengunjungi Museo del Prado pukul 18.00 waktu setempat. Pada waktu tersebut, Senin sampai Sabtu, Museo del Prado membuka pintunya tanpa bayar alias gratis. Sementara hari Minggu gratis mulai pukul 17.00 sampai pukul 19.00. Padahal harga tiket normalnya 15 Euro. Mendengar kata gratis, saya pun bersemangat untuk mengunjunginya.
Sebelum ke Museo del Prado, saya jalan-jalan mengelilingi Madrid. Mendekati pukul lima sore barulah saya menuju Museo del Prado. Saya menumpang metro atau kereta bawah tanah dan berhenti di Banco de Espana (baca; espanya). Stasiun metro terdekat lainnya di Atocha. Dari situ, jalan kaki kira-kira 500 meter. Saya tidak bergegas ke sana karena baru pukul lima sore. Saya singgah sebentar Thyssen-Bornemisza Museum untuk menghangatkan badan sekalian mencari wifi.
Badan saya sedikit hangat, jalan kaki dilanjutkan lagi ke Museo del Prado. Yah, saya masih santai saja. Tetapi mendekati bangunan museum, segera saya jalan cepat. Rupanya sudah antre turis yang ingin masuk. Padahal baru juga setengah enam sore. Saya tidak menyangka pengunjung akan sebanyak itu. Saya juga lupa kalau mau mengunjungi museum di Eropa. Antrean sudah mengular sampai ratusan meter di samping museum. Pintu masuk gratis ini hanya melalui South Ionic Gallery atau Velázquez Entrance.
Museo del Prado memiliki empat pintu, Los Jerónimos Entrance, Murillo Entrance, Goya Alta Entrance, dan Velazquez Entrance. Dari depan pintu masuk gratis ini, calon pengunjung antre sampai bagian belakang museum jelang pintu dibuka. Antrean itu cukup menyiksa saya, karena panjang dan suhu makin dingin. Setengah jam rasanya cukup lama buat saya. Lalu satu per satu turis bergerak masuk dan mendapat tiket. Tiket ditunjukan di area pemeriksaan tiket dan sebelum melewati pemeriksaan x-ray. Beberapa barang tidak boleh dibawa masuk seperti payung, benda tajam dan tas berkukuran lebih besar dari 40×40 cm. Beruntung tas saya lolos dan tidak perlu menitipkannya di loker.
Setelah masuk, ruang pertama yang ditemui adalah ruang informasi, toko buku dan tempat penyewaan audio guide. Museum yang dibuka sejak tahun 1819 ini terdiri dari tiga lantai dan satu ground floor. Dengan tiga sayap. Museum seni Spanyol memiliki koleksi seni terbaik Eropa dari abad ke-12 sampai awal abad ke-20. Awalnya didirikan sebagai museum lukisan dan patung. Namun sekarang koleksinya semakin bertambah. Ada 7.600 lukisan, 8.200 gambar, 4.800 lukisan print, dan seribuan patung.
Banyak mahakarya pelukis dunia dipamerkan seperti karya Francisco Goya, Hieronymus Bosch, El Greco, Peter Paul Rubens, Titian, dan Diego Velázquez. Karya-karya itu dipamerkan berdasarkan tema. Ada tema saints, royal portrait, nude/naked, secular portrait, hingga tema the iconography of the virgin. Jadi sebelum menyusuri satu per satu ruang pamer, tentukan dulu lukisan yang ingin dilihat. Karena tidak banyak tahu, saya jalan saja mengikuti arus.
Saya belok ke sayap kanan. Di situ di pamerkan lukisan-lukisan Spanyol dari tahun 1100-1910. Salah satu pelukis yang banyak lukisannya dikoleksi Kerajaan Spanyol adalah karya Titian. Ia pelukis pertama yang karyanya dikoleksi kerajaan. Lukisan itu tidak hanya karya-karya pelukis Spanyol (Spanish Painting), ada juga German Painting, Italian Painting, French Painting, British Painting, dan Dutch Painting. Semua karya seni itu dari abad ke-15.
Lukisan itu diberi judul dan nama pelukisnya. Antara lain, The Descent from the Cross karya Rogier van der Weyden, The Garden of Earthly Delights karya Hieronymous Bosch, Knight with his Hand on his Breast oleh El Greco, The Death of the Virgin karya Mantegna, The Holy Family atau dikenal La Perla karya Raphael, Charles V at Mülhberg karya Titian. Kemudian lukisan Christ Washing the Disciples’ Feet oleh Tintoretto, Dürer’s Self-portrait, Las Meninas oleh Velázquez, The Three Graces karya Rubens, dan The Family of Charles IV karya Goya. Tetapi karya paling terkenal yang dipamerkan di museum ini adalah Las Meninas oleh Velázquez.
Sayangnya tidak boleh memotret lukisan di museum. Ruang pamer diawasi CCTv. Jadi tidak ada yang berani memotret, apalagi selfie atau berfoto di depan lukisan. Selama dua jam di dalam museum, rasanya tidak cukup saking banyaknya karya seni yang mesti dilihat. Semua mengundang rasa kagum. Makanya Museo del Prado salah satu museum terbaik dan terbesar di Eropa. Museo del Prado juga salah satu situs paling banyak dikunjungi di dunia. Jutaan pengunjung per tahun. Kondisi berbeda dengan museum di Indonesia yang sepi pengunjung.
Informasi penting Museo del Prado
-Alamat: Paseo del Prado, Madrid, Spain
-Buka Senin-Sabtu dari pukul 10.00 – 20.00
Minggu dan hari libur buka pukul 10.00 – 19.00
-Tutup, 1 Januari, 1 Mei, dan 25 Desember
-Harga tiket umum 15 Euro dan 7,5 Euro bagi citizen di atas 65 tahun, dan pemegang youth card.
-Gratis untuk pengunjung di bawah 18 tahun dan pelajar usia 18-25 tahun, serta penyandang cacat.
-Gratis juga untuk umum pada hari Senin sampai Sabtu, pukul 18.00 – 20.00
Minggu dan hari libur pukul 17.00 – 19.00
(539)
Kerenn daeng, Jokka-jokka na jauh semua ke luar negeri,
Belajar dan cari ilmu memang harus jauh-jauh 🙂
Salut lho, di manapun berada, tetap konsisten mengunjungi Museum..
Hehe, museum tempat belajar jadi semestinya dikunjungi kalo ada kesempatan. Apalagi di Eropa museumnya keren-keren 🙂
Kl gak tahu triknya memang mahal ya babg, to syukur ada gratisnya… Sukanya lagi, di setiap museum biasanya disediakan lembaran kartu pos gratis… Hehehe… Selelau iri kl baca tulisan bang uma….
Untung juga punya teman orang lokal, jadi bisa beritahu trik-trik kalau mau visit satu tempat 🙂
wah EROPA !!
semoga dikasih rejeki bisa muter-muter di Eropa.
bikin ngiri bang !
Boleh ngiri yang positif. Biar jadi cambuk buat wujudkan mimpi 🙂
Kalo museum disini harus diapain ya biar pengunjungnya bisa rela Antrim panjang gitu
Museum harus bagi-bagi hadiah 🙂
Yeah memang beda budaya sih. Orang sana, menganggap kunjungan ke museum itu belajar
Sepertinya seru juga jalan-jalan ke Museum. Ditunggu cerita berikutnya tentang Eropa lagi bang!
Museum memang seru banget buat yang peminat wisata museum. Banyak pelajaran sih di museum 🙂
Pengalaman bang uma ini selalu seru dan dinanti
Wah, syukur banget pengalaman perjalanan saya bisa memberi inspirasi dan selalu dinanti 🙂
sekilas aku lihat fotonya mirip bangunan museum antonio blanco , eh terntata pelus asal spanyol
Mungkin Antonio Blanco terinspirasi dengan museum di negara asalnya itu kak 🙂
Madrid I am Coomingggg, Amin
Yuhuuuuu, semoga bisa segera 🙂
tarifnya jauh ya bang kalau dibandingin sama museum-museum di indonesia..
Iya sih, tapi pantaslah bayarannya mahal karena memang yang dipamerkan mahakarya 🙂
alasan tidak boleh ambil foto di museum apa ya bang?
Karena karya-karya yang dipamerkan itu masterpiece, nanti ada yang copy atau berniat mencuri. Jadi gak boleh motret untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan 🙂
makasih referensi nya bang uma, dicatet dulu sebagai bahan referensi.
Sami-sami. Bentar lagi jalan-jalan ke Spanyol nih ceritanya 🙂
sayang banget gak bisa motret didalam museumnya , padahal pengen tau karya-karya lukisan pelukis dunia itu gimana
Rata-rata museum di Eropa memang menerapkan larangan memotret di dalam museum atau karya yang dipamerkan 🙂
Diluar negeri museum lebih banyak peminatnya, kalau di Indonesia….. hm jangan tanya deh.
Banyak peminatnya. Orang-orang sana pun punya kebiasaan ke museum.
Postingan Bang Uma selalu bikin baper nak bisa jalan-jalan ke YURUP. Semangat terus bang jalan-jalannya, biar saya tinggal baca dan ngebayangin aja. hehe
Waduh, jangan dibawa baper. Tapi dinikmati aja 🙂
wkwkwkw, gratis toh, tapi enak ya ada waktu-waktu gratisnya, duhhh, kapan ya ke yurop
Yurop lho! Makanya cari yang gartis. Lol
Yeah ada waktu-waktu tertentu gratis masuk museum. Tapi namanya gratis yang batas waktunya cuma dua jam untuk lihat-lihat isi museum. Padahal banyak koleksi 🙂
musium nya keren banget, jadi kepengen kesana, penjelasan nya deskriptif, jadi buat pembaca merasa seperti disana … hiks hiks hiks
Museum di Eropa mah keren-keren, gak asal. Jadi bayar mahal pun orang antre mau berkunjung 🙂
jadi selama 2 jam gak cukup lah ya buat muter2 museum saking gedenya.
Iya banget. Mana banyak karya-karya yang menarik tuk dilihat 🙂
Kalo di luar negeri pengunjung museum sampe rela ngantri gitu ya.. Beda banget ama museum di Indonesia
Beberapa kali aku ke museum di Indonesia, dan jadi satu-satunya pengunjung di situ
Iya banget. Bagi orang-orang luar, museum itu jadi tujuan utama kalo jalan-jalan. Mereka rela antre demi bisa masuk museum.
Ya saya juga sering melihat di Indonesia kalo ke museum. Miris banget liatnya!