Rasa Nusantara 3rd Nongsa Carnival 2016
Sejak tahun 2014, Turi Beach Resort menyelenggarakan Nongsa Carnival. Sejak itu, Nongsa Carnival selalu mengundang perhatian turis mancanegara. Tahun ini, 3rd Nongsa Carnival 2016 kembali digelar dengan menggandeng Wonderful Indonesia. Nongsa Carnival berlangsung selama tiga hari. Mulai Jumat, 16 September hingga Minggu, 18 September. Ini pertama kalinya saya datang menyaksikan Nongsa Carnival yang berlangsung di area Turi Beach.
Day 1, 16th September 2016
Sore-sore, puluhan talent sudah bersiap di jetty Turi Beach Resort. Mereka mengenakan kostum karnival dengan beragam tema. Diantaranya perahu Lancang Kuning dan Nyi Roro Kidul. Agenda hari pertama adalah sunset fashion carnival blast. Itulah mengapa mereka sudah berdandan cantik nan eksotik. Jetty sepanjang 220 meter menjadi runaway. Kata panitia, pertama kali di dunia, sunset fashion carnival diselenggarakan di atas laut dan runaway sepanjang 220 meter.
Di ujung jetty, para talent menunggu pukul 16.00. Tetapi musik yang menghentak sudah membahana sejak tamu berdatangan. Selain tamu Turi Beach Resort, ada juga tamu undangan seperti blogger, jurnalis, dan fotografer. Mereka mendapat tempat tersendiri. Kursi-kursi memang sudah disediakan sepanjang runaway dan pangkal runaway yang berada di area Island Bar.
Senja mulai datang, pertunjukkan pun dimulai. Dibuka dengan kemunculan ‘Nyi Roro Kidul’ dari laut. Kostum bertema Nyi Roro Kidul itu dikenakan Silia Hilda. Ketua Akari Kepri dan juga pemilik Silhoutte Batam Model Agency. Ia bukan benar-benar muncul dari laut. Hanya seolah-olah saja, karena langkah pertamanya dimulai dari ujung jetty yang ada di tengah laut. Melangkah melalui runaway berlapis karpet merah menuju Island Bar.
Menyusul di belakangnya, seorang wanita berkostum warna kuning dengan hiasan kepala berbentuk kapal. Itulah kapal Lancang Kuning. Tema ini sangat kental Melayu. Kostum lainnya juga didominasi warna dan corak khas Melayu. Misalnya, kostum yang dikenakan Endang Sumantri, GM Turi Beach Resort. Temanya kesenian teater khas Melayu yang berakar dari Thailand Utara dan Malaysia, Mak Yong. Tetapi beberapa di antaranya temanya dari legenda Jawa seperti Nyi Roro Kidul tadi, dan tema Suku Dayak.
Sunset Fashion Carnival ini memberikan sensasi tersendiri karena catwalk berada di atas laut dan sepanjang 220 meter. Berlatar laut Nongsa dan Singapura serta lalu lalang kapal. Nuansa berbeda dilengkapi dengan ‘langkah’ matahari yang beranjak pulang ke peraduan. Menjelang matahari tenggelam, di bagian barat, muncul atraksi flyboard. Ia bermanuver seperti seorang atlet senam dan akrobat. Sajian yang kontras tetapi saling melengkapi.
Matahari tenggelam, perhatian pun beralih ke pantai. Di sana, DJ memainkan musik. Penonton seolah ditarik dan beramai-ramai mendekat. Mereka bergoyang sambil menikmati minuman. Berpesta di pantai yang berpasir putih, rasanya groovy. Seolah berada di diskotik tetapi tempatnya terbuka. Asik banget. Lama-lama, DJ kemudian digantikan live band membuat pesta semakin heboh. Tetapi tiada pesta yang tak berakhir. Menjelang waktunya ke peraduan, pesta usai.
Day 2, 17th September 2016
Hari kedua 3rd Nongsa Carnival, rasa Nusantara semakin mengental. Temanya Indonesian Night. Namun sejak tengah hari, pameran kerajian tangan khas Indonesia. Tujuannya memang mengenalkan Indonesia kepada tamu Turi Beach Resort. Lewat, mata, rasa, dan pendengaran. Lalu malamnya, tamu dari berbagai negera disuguhi makanan khas Nusantara. Ada 30-an jenis makanan dan minuman yang disajikan. Kebanyakan ikon kuliner Nusantara. Mulai minuman, makanan pembuka, makanan utama, hingga makanan penutup.
Sembari mencecap rasa melalui makanan, para tamu disuguhi hiburan musik tradisional dan tarian. Juga fashion carnival. Salah satu tarian tradisional yang ditampilkan berasal dari Aceh, Tari Saman. Semua pasti mengenal tarian yang ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia ini. Ketika menyaksikannya muncul rasa kagum dan takjub, apalagi orang-orang asing yang baru pertama kali menyaksikannya malam itu.
Tetapi tetap saja, fashion carnival yang membuat kehebohan. Sebagian para talent itu sudah tampil pada Sunset Fashion Carnival. Hanya saja, kostum yang dikenakan lebih megah dengan bentangan sayap yang lebar. Temanya makyong, jong dan sekapur sirih. Itulah yang membuat tamu berebutan berfoto bersama para talent. Pesta berakhir dengan permainan kembang api.
Day 3, 18th September 2016
Ini adalah hari terakhir 3rd Nongsa Carnival. Acara dimulai lebih pagi di Turi Beach. Puluhan pria bersama perahu jong berkumpul di pantai saat matahari baru sepenggalan. Pagi itu, agendanya lomba perahu jong. Lomba perahu jong merupakan permainan rakyat pesisir Kepri yang turun temurun dan masih bertahan hingga kini. Perahu jong adalah repilka dari perahu layar. Jadi ukurannya kecil. Mulai 1,29 meter, 1,3-1,5 meter, hingga diatas 1,6 meter. Tidak dikendalikan mesin, tetapi angin. Itulah mengapa menggunakan layar. Supaya terlihat menarik, layarnya berwarna warni.
Lomba perahu jong dimulai dengan babak penyisihan. Perahu harus melintasi laluan yang telah diberi pembatas. Garis startnya di laut dan finish di pantai. Jadi pemilik jong dan perahunya diangkut dengan speedboat ke tengah laut, lalu melepaskannya begitu aba-aba dimulai. Setelah lepas dari tangan, pemiliknya hanya bisa pasrah dan menunggu nasib.
Bagaimana tidak, perahu yang dikendalikan angin itu, kadang berbelok tak tentu arah dan melewati garis batas. Kadang bukannya mengarah ke garis finish, tetapi semakin jauh menyerong karena terbawa angin. Malah sering terbalik karena dihempaskan angin. Tak ubahnya benda hidup, pemilik dan penonton memberikan semangat buat perahu yang masih meluncur. Disitulah serunya bermain perahu jong.
Hingga tengah hari permainan baru selesai. Pemenang pertama mendapat hadiah Rp 6 juta plus menginap di Turi Beach Resort. Asik banget kan? Sudah dapat hadiah uang, bisa menginap pula di resort!
(324)
Semua pasti mengenal tarian yang ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia ini.
=============<=<<<========
Apa artinya itu ya?
Itu predikat atau pengakuan dari Unesco. Seperti warisan budaya dunia
Harusnya melihat peragaan busana nusantara dlm carnival ini, sudah cocok kelas carnival internasional ya… Mudahan next berdampak ke kunjungan turis di Batam.
Memang bagus dan udah kelas internasional. Cuma perlu dikemas lebih baik lagi dan lebih penting lagi promosi. Harus dipromosiin lebih gencar lagi!
Acaranya keceh, tapi sayangnya banyak yang ga tau kalo ada event ini. Semoga tahun berikutnya lebih ramai lagi yang datang.
Iya sih, menurut saya juga kurang gencar promosinya. Mungkin lebih ditujukan ke orang luar, terutama menarik calon wisatawan yang akan datang ke Batam. Semoga ya!
pengen liat tarianya secara live!barusan cek di youtube, bagussssss huuuuhuh
dan setuju!
promosi harus GASPOL ini!!!
biar mata dunia tertuju!
Iya, tarian melayu itu bagus banget. Nah selain promosi, kita-kita juga harus mengabarkan kepada dunia 🙂
Itu hiasan kepala kayak nya berat banget tapi kece mampus
Mereka hebat-hebat bisa bawa sebanyak itu. Tapi lebih berat lagi deh yang jember fashion carnival 🙂