Tak Sengaja Mengunjungi Rumah Pablo Neruda di Santiago de Chile
Nama Ricardo Eliecer Neftalí Reyes Basoalto sangat jarang yang tahu. Tetapi ketika menyebut nama Pablo Neruda yang langsung terbetik dalam pikiran adalah penyair ternama Chile yang lahir di Parral. Pablo Neruda adalah nama samaran.
Semasa hidupnya Neruda mempunyai tiga rumah di Chile. Yaitu La Chascona di Santiago, La Sebastiana di Valparaiso, dan Casa de Isla Negra di Isla Negra, tempat ia dan Matilde Urrutia dikebumikan. Kini ketiganya dibuka untuk umum sebagai museum. Saya mengunjungi rumah Pablo Neruda yang berada di Santiago.
Sebenarnya, saya sama sekali tidak tahu kalau Pablo Neruda punya rumah di Santiago. Waktu searching tempat-tempat wisata di Santiago, rumah Pablo Neruda salah satunya yang muncul dalam pencarian itu. Apalagi setelah mengetahui lokasinya, saya makin tertarik untuk mengunjunginya. Dekat dari tempat saya menginap.
Lokasinya di Fernando Márquez de la Plata. Di jantung Barrio Bellavista, Santiago. Di kawasan elit ini, Pablo Neruda membangun rumahnya pada tahun 1953. Tudak sulit mencarinya. Letaknya persis di kaki Bukit San Cristobal. Tempat wisata terkenal di Santiago. Petunjuk ke rumah Neruda juga terpampang di jalan-jalan di area Bellavista.
Meski berada di kawasan elit, rumah Neruda tampak berbeda dari rumah di sekitarnya. Rumah itu kecil tapi menarik dan mencolok. Dinding depan rumah penuh mural yang indah. Didominasi warna biru. Rumahnya terbagi dua bagian.
Bagian depan adalah pintu masuk, tempat penjualan tiket, dan toko cenderamata. Bagian utama rumah berada di belakang. Di lereng bukit. Ia tampak mungil. Kedua bagian rumah dihubungkan tangga. Untuk masuk pengunjung dikenakan biaya masuk 7000 CLP per orang.
Harga yang tidak terlalu mahal untuk tur berpemandu audio dalam bahasa Inggris dan membutuhkan 1-2 jam untuk mengunjungi sepenuhnya. Namun pengunjung hanya diperbolehkan memotret di luar ruangan dan tidak di dalam salah satu bangunan.
Neruda menamakan rumah itu “La Chascona” yang artinya wanita berambut kusut. Didedikasikan untuk kekasih gelapnya Matilde Urrutia. Chascona adalah ungkapan bahasa Chili yang berarti “rambut tidak beraturan” dan mengacu pada rambut merah Matilde yang ikal mekar. Mereka menempatinya dari tahun 1955 hingga 1973.
Meskipun tidak sebesar kediaman tepi laut di Isla Negra, dan pemandangannya tidak kalah memukau daripada rumahnya di Valaparaiso, kunjungan ke rumah La Chascona tidak mengecewakan. Rumahnya terawat dengan baik.
Sebelum menjelajahi lebih jauh, pengunjung akan menyaksikan video pengantar. Video pendek tentang kehidupan Pablo Neruda. Video yang ditayangkan tepat sebelum memasuki rumah sangat informatif. Lalu pengunjung menaiki tangga pendek ke berbagai ruangan di halaman dan rumah bagian atas. Pengunjung dipandu dengan audio yang tersedia dalam bahasa Inggris.
Panduan audio ini sangat membantu menjelajahi rumah Neruda dan memahami bagaimana rumah ini mencerminkan pikiran dan perasaan penyair Chili yang paling terkenal itu. Kecintaan Pablo Neruda pada lautan pada dasarnya menjadi inspirasi sejati untuk bentuk La Chascona yang mirip dengan kabin kapal dan mercusuar.
Salah satu contohnya adalah ruang makan, yang dibangun dalam bentuk kabin di kapal tua. Di sana Anda akan menjumpai meja makan besar; si penyair dikenal suka menemani saat makan, belum lagi pesta makan malam.
Penyair itu juga orang yang sangat sosial dan senang memiliki teman-teman di sekitarnya, sehingga tidak akan mengejutkan untuk menemukan sebuah bar di samping ruang makan dan area lounge musim panas di La Chascona.
Di ruang tamu itu, ada sebuah meja bar dengan kursi-kursi yang tinggi. Sofa panjang yang rapat ke dinding dan meja standar yang dilengkapi kursi. Ruang itu dinamai Bar el Capitan atau Captain’s Bar. Lantai rumahnya dari kayu. Tampak sudah usang. Meski begitu suasana ruang tamunya terkesan akrab.
Neruda juga tampaknya memberikan minat khusus pada dekorasi. Terutama pada piring-piring dan peralatan makan lainnya yang asli dari Inggris dan China. Di ruang makan, di atas meja kayu panjang diletakkan piring-piring klasik dan gelas yang berwarna-warni. Pablo Neruda selalu mengatakan bahwa minum dalam gelas itu membuat minuman terasa lebih enak.
Ada juga pintu rahasia di belakang ruang makan. Tangga spiral itu kemudian membawa ke tingkat kedua rumah. Gaya tangga dan jendela berbentuk lingkaran mengingkatkan pada kabin kapal. Pablo Neruda menggunakan pintu ini untuk mengejutkan teman makannya yang biasanya sudah menunggu di meja.
Sementara di ruang kerja di lantai dua, ada meja yang masih asli. Tempat penyair biasa menulis. Ada lukisan kapal sedang berlayar di dinding samping meja.
Awalnya, rumah itu hanya terdiri dari ruang tamu dan kamar tidur, untuk Matilde yang tinggal sendirian di sana karena kondisinya sebagai kekasih gelap. Kemudian pada bulan Februari 1955, ketika Pablo Neruda berpisah dari istrinya Delia del Carril, ia pun pindah ke La Chascona. Rumah itu kemudian terus tumbuh dengan dapur dan ruang makan. Ia menambahkan bar dan perpustakaan.
Rumah yang kini jadi museum itu memperlihatkan berbagai koleksi yang dimiliki Neruda, termasuk medali yang diberikan kepada Neruda sebagai penghargaan atas Hadiah Nobel Sastra pada tahun 1971 dan botol-botol dari seluruh dunia. Eksposisi memorabilia memberi pengunjung suasana seperti ketika Neruda menghuni rumah itu.
Namun salah satu yang paling menarik adalah lukisan karya pelukis Meksiko, Diego Rivera. Lukisan itu berupa wajah perempuan dengan rambut mekar seperti tak pernah di sisir. Lukisan itu berjudul La Chascona. Itulah wajah Matilde yang kemudian menjadi istri ketiga Neruda.
La Chascona mengalami saat-saat yang buruk dan menyenangkan. Pada 23 September 1973, Neruda meninggal beberapa hari setelah revolusi militer yang menggulingkan presiden Salvador Allende. Selama waktu itu, rumah yang menjadi sarang sang penyair dan cintanya dirusak dan kemudian dilanda banjir.
Matilde Urrutia menghabiskan banyak upaya untuk memulihkan rumah yang ia bangun bersama Pablo Neruda. Dan tinggal di sana sampai kematiannya pada tahun 1985.
Mengakhiri kunjungan di rumah yang dirancang oleh arsitek Catalan Jerman Rodríguez Arias itu, sebaiknya mengunjungi toko cenderamata. Toko cenderamata kecil itu memiliki beragam buku dalam bahasa Spanyol dan Inggris dari sang penyair. Itu adalah kesempatan yang baik untuk mempelajari lebih lanjut tentang penulis ini dan karyanya. (*)
(102)