Keliling Turki: Istanbul-Bursa-Izmir (Part-1)
Turki selalu menarik buat saya untuk dikunjungi. Saking sukanya, saya sudah berkali-kali ke Turki. Pada kesempatan keempat, saya keliling Turki dan menghabiskan 12 hari di sana. Trip lewat laut dan darat ini menggunakan kapal ferry, bus, dan kereta.
Saya berangkat ke Turki melalui Kualalumpur. Tujuannya Istanbul. Suhu udara sangat dingin ketika saya tiba di Istanbul setelah penerbangan lebih dari 12 jam. Maklum musim dingin. Jaket tebal memeluk tubuh dan backpack di punggung sedikit menghangatkan.
Up udate 2022; WNI bebas visa masuk Turki
Dari Bandara Internasional Istanbul, saya menuju pusat kota di Fatih. Tepatnya di area Sultan Ahmed. Penginapan saya berada di belakang Masjid Biru atau Masjid Sultan Ahmed. Di Istanbul, saya rencananya hanya 2 hari saja.
Istanbul sudah lebih dari 2 kali saya kunjungi dan tidak pernah bosan mengeksplor kota di dua benua ini. Bahkan mendatangi objek wisata yang sama. Saya banyak berada di area Sultan Ahmed karena banyak objek wisata yang bisa dikunjungi dengan jalan kaki di sini.
Mulai Hippodrome, Masjid Biru, Taman Sultan Ahmed, Hagia Sophia, Istana Topkapi. Lalu Basilica Cistern hingga Bosphorus Tours. Berlayar melintasi selat Bosphorus dengan kapal pesiar kecil.
Setelah 2 hari di Istanbul, saya ke Bursa dengan kapal ferry. Ke Bursa bisa juga dengan bus, tapi lebih cepat dengan kapal ferry karena memotong lewat jalur laut. Ferry berangkat dari Eminonu menuju Mudanya. Lalu dari Mudanya ke pusat kota Bursa.
Naik Ferry dari Istanbul sebaiknya bayar menggunakan Istanbulkart. Kartu serbaguna ini bisa juga digunakan untuk naik bus, trem, dan metro. Sayangnya, kartu ini tidak bisa digunakan di Bursa. Jadi saat keliling Turki harus siap-siap beli kartu.
Bursa punya kartu sendiri, Bursakart. Bisa dibeli di mesin yang tersedia di pelabuhan Mudanya. Perjalanan dari Mudanya ke kota Bursa dengan bus hampir satu jam. Saya turun di pusat kota kemudian naik metro ke rumah teman.
Di Bursa kebetulan diundang nginap teman Couchsurfing di rumahnya. Agak jauh dari pusat kota, tetapi mudah untuk ke mana-mana karena rumahnya persis di ujung stasiun Metro. Ia tinggal sendiri di rumah yang dibelikan ibunya.
Di Bursa saya mengeksplore kotanya yang pernah menjadi ibu kota pertama Ottoman. Mendatangi bangunan-bangunan bersejarah dan makam sultan pertama Kesultanan Ottoman. Masjid Bursa Ulu Camii dan Yeşil Camii. Juga mengunjungi desa peninggalan Kesultanan Ottoman, Cumalikizik Village.
Malamnya kami pergi menonton pertunjukan Tari Sufi atau Dervis. Teman saya mengajak setelah pulang bekerja. Salju turun saat kami beranjak ke sana. Jalan-jalan dilapisi salju. Tetapi saya menikmati suasananya.
Rumah budaya yang menjadi tempat pertunjukan tari Dervis atau Darwis ini sangat khas. Punya balkon untuk tempat para wanita menonton. Sementara pria di lantai bawah. Sejajar dengan penari yang semuanya laki-laki.
Rasanya takjub melihat langsung tarian yang terkenal dan asli Turki itu. Usai pertunjukkan, penonton diajak mencicipi teh panas dan kue di taman. Sungguh pemungkas yang luar biasa di malam terakhir di Bursa.
Keesokan harinya, perjalanan saya lanjutkan ke Izmir dengan bus. Tiket bus saya beli on the spot di terminal bus Bursa. Saya memilih bus Kamilkoc yang sudah punya reputasi bagus. Dari terminal bus Bursa perjalanan ditempuh 5 jam ke Izmir.
Saat tiba di Izmir sudah sore. Saya dijemput teman dengan taksinya. Lalu dibawa ke rumahnya yang lumayan jauh dari pusat kota Izmir. Karena dia sibuk bekerja, saya hanya diantar ke rumahnya. Menyiapkan segala yang saya butuhkan sambil ngobrol. Lalu meninggalkan saya sendirian di rumahnya.
Malamnya, saya sendiri saja menonton acar TV. Padahal saya tidak paham bahasa Turki. Sesekali, saya menghubungi teman lewat WhatsApp. Menanyakan cara dari rumahnya ke pusat kota. Untungnya ada dolmus, angkot berupa minivan, yang melintas dekat rumahnya.
Di Kota Izmir, saya banyak mengunjungi tempat-tempat menarik di pusat kota. Saya ke Konak Square (alun-alun), Masjid Yali dan melihat İzmir Clock Tower yang berada di satu lokasi. Juga ke pusat perbelanjaan İzmir Optimum dan Forum Bornova.
Kota Izmir menghadap laut Aegean, bahkan pusat perbelanjannya ada yang di tepian laut. Dermaga Konak. Saya jalan-jalan di tepian laut ini dan masuk pusat perbelanja ini untuk menghangatkan badan.
Untuk menikmati pemandangan Izmir dari ketinggian, saya ke Historical Elevator of Izmir. Bangunan elevator bersejarah. Di atasnya banyak kafe-kafe dan restoran. Selain itu, saya juga mengunjungi Kadifikale, reruntuhan benteng di atas perbukitan.
Kastil ini terletak di Gunung Pagos yang memiliki ketinggian 186 meter. Sekitar 2 kilometer dari pusat kota Izmir. Ada bus khusus dengan tujuan akhir kastil ini. Dari kastil ini kita bisa melihat pemandangan Kota Izmir.
Saya menghabiskan dua hari untuk mengunjungi semua tempat itu. Malam terakhir di Kota Izmir, teman saya kembali ke rumahnya. Kami tidak banyak mengobrol karena sama-sama kelelahan. Setelah makan malam, kami ke kamar masing-masing.
Masih di Provinsi Izmir, saya melanjutkan perjalanan ke Selcuk (dibaca; Seljuk). Pagi-pagi saya diantar teman ke stasiun kereta. Kebetulan hari itu ia bertugas ke Bandara Izmir dan di situ ada kereta yang menuju Selcuk.
Di sini lah pertemua terakhir saya dengan teman yang baik hati. Bahkan ia masih berbaik hati menggunakan kartunya untuk membayar tiket kereta ke Selcuk. Sungguh pengalaman yang luar biasa selama paruh perjalanan saya keliling Turki.
Sayangnya, foto-foto selama perjalanan keliling Turki ini hilang tak tersisa di kamera mirrorles saya. Foto-foto saya ketahui hilang setelah pulang. Penyebabnya memori card penuh tanpa saya ketahui dan jadi corrupted. Beruntungnya, ada beberapa foto di kamera hp. (*)
(1317)
One Comment