Persiapan Traveling ke Tujuh Negara dan 12 Kota di Eropa
Selama satu bulan saya melakukan perjalanan solo (solo traveling) ala backpacker ke Eropa. Saat itu, sedang musim gugur dan mulai dingin di Eropa. Tujuh negara dan 12 kota saya kunjungi pada akhir musim gugur hingga awal musim dingin itu. Jadi berbagai persiapan traveling di Eropa saya lakukan sebelumnya. Bahkan persiapannya hampir enam bulan dan saya cicil satu per satu jadi tidak terasa.
Saya mulai dengan mencari tiket. Karena jauh-jauh hari, bahkan jauh bulan, biasanya maskapai penerbangan memberikan tiket promo yang relatif murah. Untuk ke Eropa, kadang mulai Rp 5 jutaan. Terutama maskapai dari Timur Tengah seperti Emirates, Qatar Airways, Saudi Airlines, dan Etihad. Tapi saya memilih Emirates yang menawarkan harga tiket seharga Rp7 jutaan dari Singapura ke Istanbul, Turki.
Mengapa saya memilih Istanbul sebagai batu loncatan ke Eropa? Sebab saya tak mau rugi banyak kalau visa schengen yang saya ajukan nantinya ditolak. Kalau ditolak, ya saya bisa keliling Turki saja dan negara di sekitarnya yang hanya membutuhkan e-visa atau visa on arrival (VoA). Apalagi di Turki banyak yang bisa dikunjungi dan setidaknya masih ada rasa Eropa. Sekalian mengunjungi teman yang sudah seperti saudara di Istanbul.
Dari Istanbul baru kemudian saya rencananya masuk Eropa melalui Amsterdam, Belanda. Nah ada alasan lagi saya memilih masuk melalui Belanda. Menurut informasi yang saya dengar dan baca, pengajuan visa schengen melalui Kedutaan Belanda lebih mudah bagi warga negara Indonesia. Saya kemudian membeli tiket penerbangan Istanbul-Amsterdam. Saya mendapatkan tiket seharga Rp 2 jutaan dari Pegasus. Maskapai low budget milik Turki. Selanjutnya memesan hotel/hostel melalui booking.com. Meski saya sebenarnya akan menggunakan Couchsurfing dan tinggal di rumah teman.
Tetapi harus memesan hotel/hostel di negara-negara yang akan dikunjungi sebagai syarat untuk mengajukan visa. Saya hanya memesan hotel di dua negara, Belanda dan Belgia. Padahal saya akan mengunjungi enam negara, di luar Turki. Ini hanya trik saja. Supaya tak repot memesan banyak hotel. Untuk Jerman, saya tidak memesan hotel karena saya mendapat invitation letter. Jadi teman di Jerman menyatakan kesiapannya menerima saya tinggal di rumahnya.
Tiket penerbangan sudah. Pemesanan hotel sudah. Saya lanjutkan dengan memesan bus antar kota dan negara. Bus antar kota dan negara ini bisa juga dipesan online. Saya memesan Eurolines dan Megabus yang kadang memberikan promo harga 1 euro. Pada, tahap berikutnya saya mempersiapkan persyaratan lainnya untuk pengajuan visa melalui Kedutaan Belanda. Saat itu, visa schengen masih bisa diajukan langsung ke kedutaan. Tapi saat ini harus melalui pihak ketiga, VFS Global di Jakarta. Untuk persyaratan visa bisa dilihat http://www.vfsglobal.com/.
Kurang lebih satu bulan sebelum berangkat, saya mengajukan permohonan visa schengen. Pagi-pagi saya datang ke Kedutaan Belanda di Jakarta dan antrian pemohon sudah panjang di depan gerbang. Sambil memegang dokumen, saya berdoa karena sedikit nervous. Masuk ke kedutaan pemeriksaannya ketat. Tas dan ponsel tidak boleh dibawa. Jadi hanya dokumen dan pulpen saja. Saya mendapat antrian yang lumayan bagus. Jadi tidak terlalu lama menunggu. Dokumen yang saya bawa diperiksa sambil diwawancarai. Kemudian sidik jari diambil. Saat wawancara harus tenang dan percaya diri.
Ternyata tidak terlalu lama kalau dokumen lengkap. Saya pun diperbolehkan pulang dan diberi nota pengambilan. Di situ disebutkan saya bisa datang lagi hari Senin. Semestinya, visa bisa selesai hari itu juga. Hanya saja, saya mengajukannya pada hari Jumat jadi tidak bisa selesai sehari. Hari Senin, saya kembali lagi ke Kedutaan Belanda. Rasanya lebih grogi lagi. Takut visanya ditolak. Saat menerima kembali paspor saya dan membukanya, senyum langsung mengembang. Di paspor saya sudah tertempel visa schengen. Jadi persiapan traveling di Eropa itu penting.
Bayangan tentang Eropa pun semakin sering muncul. Saya lalu mengubah itinerary dan membatalkan semua hotel yang sudah dipesan sebelumnya. Saya menambahkan beberapa negara lagi dalam itinerary. Seperti Perancis, Republik Ceko dan Austria. Untuk persiapan selama di Eropa, saya juga banyak membaca referensi dan catatan tentang perjalanan para backpacker. Kemana saja saya akan pergi dan kota-kota yang akan dikunjungi. Karena cuaca sudah dingin di Eropa saya membawa jaket dan pakaian yang agak tebal. Saya juga menyiapkan beberapa euro untuk bekal membeli tiket bus atau kereta saat tiba di bandara. Sebab rencananya saya akan menarik uang melalui ATM saja selama di Eropa.
Rasanya persiapan benar-benar matang jadi saya agak tenang sebelum berangkat. Saya juga rajin berkomunikasi dengan teman-teman di Eropa. Hanya fisik yang perlu dijaga supaya bisa menjalani petualang satu bulan di benua yang cuacanya sangat berbeda dengan Indonesia. Sampai tiba waktunya untuk memulai perjalanan. So, jangan lupa ya melakukan persiapan traveling di Eropa. (*)
(3230)
kece badai…catet ah hope bisa segera bisa menyusul jejak langkahmu bg
Segera lah. Pasti bisa. Seberapa sih buat Asad ke Eropa π
Hahahaha, iya banget. Antisipasi dan plan B harus tetap ada kalo traveling π
Makasih tipsnya bang ^-^, jadi ntar bisa ngikutin jejak abang. Pergi ke Turki dulu baru ke Eropa, jadi kalo ditolak visanya, ga ngenes banget karena masih bisa jalan-jalan keliling Turki aja.
Jadi… pemesanan awal hanya trik ya, buat dapatkan visa schengen. Saat pembatalan hotel apakah harus bayar penalti.
Duh, nggak sabar tunggu cerita selanjutnya.
Biasanya sih gitu. Tapi kalo udah yakin dengan itinerarinya, ya mestinya apply aja sesuai rencana. Hotel ada yang bisa dibatalkan dan free sebelum tenggat waktunya. Jadi waktu kita booking online, lihat syarat dan ketentuan.
Saya ingin bertanya saya sudah mendapatkan visa belanda tapi saya ingin mengubah perjalanan saya. Saat kita sampai di bandara apakah ititenary yang kita ajukan saat membuat visa tidak akan dibandingkan dengan ititenary yang akan ditunjukkan di imigrasi di belanda. Dan kira kira bermasalah atau tidak di imigrasi jika diititenary yang baru itu kita akan lebih lama dinegara eropa yang lain.
Gak masalah kalo itinerary berubah. Asal negara yang memberi visa masuk itinerary. Bisa sebagai negara tujuan pertama atau negara yang paling lama dikunjungi.
hallo mas, saya mau tanya mengenai tiket pesawat apakah pembelian tiket pesawat PP jakarta-turki atau pulang ke indo dari negara lain?? karena kalo beli tiket oneway harga nya mahal :’D
mohon pencerahannya, thank you
Saya biasanya beli tiket PP karena sekali jalan memang mahal. Saya biasanya dari Singapura ke Turki. Kalo dari Jalarta – Turki PP rasanya harga gak jauh beda Singapura – Turki PP. Coba cek di web Skyscanner tuk bandingkan harga.
Saya rencana nya mau ke turki sekalian ke eropa, pas saya itung2 masih lebih murah kalo pp KL- turki / Singapore -turki, drpd Berangkat lwt turki dan pulang lewat negara lain. Yang saya masih ragu itu bisa kan ya kalau kita abis dr eropa trs masuk lagi ke turki dengan visa on arrival lagi? Karena mau ambil PP kL – turki tadi. Mohon pencerahan nya mas hehee
Iya bisa. Saya juga dulu gitu. Dua kali lewat Turki waktu mau ke Eropa. Sebelum berangkat udah apply e-visa. E-visa ini pengganti VoA yang biasa di airport. Nah pas mau balik, apply e-visa Turki lagi.
Wahh.. thanks infonya mas
Terima kasih udah berkunjung ke blog saya. Semoga infonya bermanfaat π
Wahhh…akhirnya sy ktemu jg blog yg sesuai rencna sy… jd bs ke turki dlu..setelah br ke eropa barat… mntap mas .
Semoga bisa memberik informasi ya!!! Iya bagusnya sih ke Turki dulu biar gak jetlag, setelah beberapa hari di Turki baru deh lanjut ke Eropa!
Salam.kenal..beli tiket TURKI ke Amsterdam dari sini juga atau sudah disana? terimakasih
Sebelum berangkat karena harus dilampirkan saat mengajukan visa schengen.
Bisa minta no hp ga.. sy mau ke turki lanjut eropa
Aduhh maaf baru baca komennnya. Saya juga tarveling di Turki dan Eropa. Kirim via email aja ya π
asslm bang..tujuan saya ke turki melalui amsterdam, tapi tidak punya visa schengen. Bisa ng ya?
Maaf baru balas, ini baru balik dari Eropa. Kalau transit dan tidak keluar dari bandara ya gak perlu visa schengen.
Rincian biayanya dari pergi smpe pulang boleh dijelaskan juga mas?
Untuk rincian biaya, tiket pulang pergi antara Rp 6,5 juta – 10 juta Saya dapatnya 7 jutaan. Untuk penginapan saya tidak banyak keluar duit karena timggal di rumah warga lokal. Tapi rata-rata biaya hotel/hostel per malam 15 euro tipe dormitory room. Makanan paling murah 10 euro. Transportasi antar kota tergantung moda transportasi dan jarak, paling murah bus. Saya sering pake flixbus. Tarifnya mulai 5 euro untuk jarak tempuh 3 jam.
Mau nanya mas, kalau biayanya di total jendral habis berapaan ya? Utk backpakeran ke 7 negara dan 12 kota di eropa lewat turki pp π
Tergantung berapa lama di sana dan gaya traveling. Kalo saya yang backpackeran dan sebulan di Eropa, kurang lebih habis 18 juta. Itu udah irit banget karena banyak tinggal di rumah-rumah warga lokal.
Nanya mas:
1. Tinggal di rumah warga lokal itu maksudnya couchsurfing ya? carinya di mana?
2. Apakah visa ke Turki relatif jarang ditolak sehingga tujuannya di arahkan ke sana?
Trims
Hi,
Ya, saya pake Couchsurfing. Kalo belum join, silakan masuk ke website Couchsurfing dan daftar. Kalo visa Turki, sangat jarang yang ditolak ya. Visanya bisa apply onlone atau e-visa. Mudah banget, setelah apply, beberapa menit kemudian sudah dapat.
mas..boleh dong ajak2 kesana..barengan..sekalian jadi teman perjalanan..mau brkt sendiri masih nga paham..
Jadi untuk visa eropa disiapin juga dari jakarta ya.. jadi planning waktu harus tepat juga ya..misal di turki brp lama, lanjut ke eropa tgl brp sesuai tiket pesan online kita sebelumnya ya..
Iya mesti disiapin jauh-jauh hari. Supaya ada waktu untuk urus lagi jika ada kekurangan atau ditolak. Pastinya kita mesti berangkat dan meninggalkan negara tersebut berdasarkan tiket. Kalo pun ada perubahan schedule atau perubahan tiket gak masalah aja sih asal gak menyalahi masa berlaku visa. Misalnya kita dapat visa Turki yang berlakunya hingga 30 November 2020, ternyata keluar Turki tanggal 28 November, ya gak masalah. Tapi tidak bisa masuk sebelum masa visa berlaku.
Boleh share iten nya gak mulai belanda sampai balik lagi ke turki dan transpotasi nya juga
Terima kasih infonya, sangat membantu sekali. Saya mau Tanya, kakak Saya dan sepupu saya mau mengunjungi Saya di Bulgaria tapi melalui Turki karena lebih murah dan mereka jg mau ke negara2 eropa lainnya, sedangkan Bulgaria itu termasuk EU tapi belum schengen visa. Pertanyaannya klo mereka dapat schengen visa melalui kedutaan Belanda, apakah mereka harus ke Belanda dulu baru ke Bulgaria? atau mereka bisa langsung ke Bulgaria dari Turki? dan apakah Turki jg perlu buat visa?
Pemegang paspor Indonesia bebas visa masuk Turki. Nah kalo malu lanjut ke Bulgaria bisa saja dengan visa Schengen tetapi harus ada bukti akan ke Belanda juga jika dapatnya visa Scehngen Belanda.