Perjalanan 14 Hari di Hongkong dan China bagian Selatan: Yangshuo yang Elok (5)

Panorama dan suasana yang memukau saya jumpai di kota kecil Yangshuo. Kota ini setingkat kecamatan. Yangsuo terletak sekitar 65 kilometer di sebelah selatan Kota Guilin. Perjalanan dengan bus ditempuh sekitar satu jam dan melalui jalan yang lurus sampai dijumpai gerbang Yangshuo. Kota kecil ini, kaya dengan objek wisata alam. Terdapat 20 ribu bukit-bukit yang unik serta 16 sungai, termasuk sungai Li.

Yangshuo sendiri luasnya kurang lebih 1,4 Km persegi. Dikelilingi bukit-bukit karst. Bahkan beberapa bukit karst yang menjulang bisa dijumpai di tengah-tengah kota. Bukit-bukit yang hijau ini tidak ada yang dipotong, malah dipercantik dengan lampu. Bukit-bukit cantik berjejer di tepi Sungai Li, mempesona dengan bentuk yang berbeda-beda. Ada tiga bukit terkenal di sini yaitu Moon Hill, Mural Hill, dan Schoolboy Hill. Moon Hill yang berada di tengah kota dan di dalam Yangshuo Park memiliki tangga hingga ke puncaknya. Dari atas puncaknya inilah pemandangan kota Yangshuo terlihat dengan indahnya.

Kunjungan ke Yangshuo tak akan lengkap jika tidak mendatangi sungai Li. Di tepi sungai yang jernih ini, puluhan pemilik perahu bambu menawarkan paket tour untuk menikmati pelayaran di sungai Li sembari menyaksikan pesona bukit-bukit karst. Kapal pesiar atau kepal fery juga banyak yang berlabuh sembari menunggu giliran.

 

Pusat wisata di Yangshuo.
Pusat wisata di Yangshuo.

 

Suasana Kota Yangshuo dengan latar bukit karst.
Suasana Kota Yangshuo dengan latar bukit karst.

 

Suasana Kota Yangshuo.
Suasana Kota Yangshuo.

 

Pada hari-hari tertentu, ada opera Impression Sanjie Lui yang bisa disaksikan saat malam hari di Sungai Li. Pertunjukan ini menceritakan tentang legenda Suku Zhuang. Pada saat saya di sana, bertepatan dengan perayaan cap go me atau lantern festival. Warga kota Yangshuo merayakannya dengan pawai budaya di siang hari. Kemudian malam harinya, mereka merayakannya dengan berbagi dampling. Hotel-hotel ambil bagian dengan membagikan dampling secara gratis. Tepat tengah malam, pesta kembang api di seberang sungai Li disaksikan warga setempat dan turis yang memadati bantaran sungai Li.

Yangshuo sangat memanjakan wisatawan dan seakan tak pernah tidur. Ada saja yang dapat kita nikmati dari matahari terbit hingga kembali lagi bersinar keesokan harinya. Tidak perlu jauh-jauh, cukup melangkah sedikit dari hotel Anda akan menemui hal yang menarik. Yangshuo juga memiliki sisi yang unik. Di satu sisi kebudayaan barat sudah sangat umum karena memang daerah tujuan wisata favorit, terutama para backpacker. Sangat mudah ditemukan pub dan bar ala barat, tetapi di sisi lain kebudayaan China masih sangat kental melekat dengan kuat.

Pertemuan timur dan barat ini ditemukan di West Street atau Xie Jie (dalam bahasa China, jie berarti jalan). Bangunan-bangunan tua dari kayu dengan arsitektur China mendominasi. Papan-papan nama bertuliskan aksara China banyak bergantung, berdiri berdampingan dengan bangunan batu dengan pub dan bar ala western. Konon inilah jalan pertama yang ada di kota Yangshuo ini dan saking banyaknya orang asing yang datang dan menginap di sekitar jalan itu, sehingga namanya disebut jalan orang barat atau West Street.

 

Pelukis dan hasil karyanya.
Pelukis dan hasil karyanya.

 

Tenggelam dalam kipas.
Tenggelam dalam kipas.

 

Gadis China menenun.
Gadis China menenun di depan toko souvenir.

 

Malam hari jalan ini mirip pasar malam. Wisatawan menyemut di jalan yang dipadati dengan aneka toko souvenir khas China, restoran, cafe, bar dan diskotik. Musik gegap gempita hingga tengah malam. Di sinilah banyak dijumpai orang lokal yang senang mempraktekan berbahasa Inggris kepada orang asing. Banyak juga orang bule yang tinggal di Yangshuo dan menjadi guru bahasa Inggris. Patrick dari UK dan Augustine dari Uruguay adalah dua di antaranya yang saya temukan. Augustine yang baru berumur 20 tahun, malah sengaja menjadi guru bahasa Inggris tanpa dibayar supaya bisa tinggal selama sebulan menikmati keindahan Yangshuo dan suasananya yang tenang.

”Saya hanya diberi akomodasi dan makan, tanpa digaji untuk mengajar bahasa Inggris di sekolah internasional,” kata Augustine yang sebelumnya wisata backpacking di Bali dan Jakarta.

Ketika menyusuri West Street, penjual paket wisata silih berganti mendekati. Juga pedagang souvenir. Di kawasan ini, bisa menjadi syurga belanja bagi yang suka belanja karena murah. Apalagi bisa ditawar hingga setengah dari yang ditawarkan. Kalau belanja di situ langsung hantam setengah harga,” kata Lie King Liong, wanita paru bayah yang pernah menjadi warga negara Indonesia.

Jadi wisata di Guilin dan Yangshuo benar-benar memanjakan wisatawan. Selain pengalaman menikmati indahnya panorama, juga puas belanja.

 

Pemandangan Kota Yangshuo dari atas Moon Hill.
Pemandangan Kota Yangshuo dari atas Moon Hill.

 

Masih pemandangan Kota Yangshuo dari atas Moon Hill.
Masih pemandangan Kota Yangshuo dari atas Moon Hill.

 

Ini nih yang namanya Moon Hill. Bukit Karst yang berdiri di tengah kota.
Ini nih yang namanya Moon Hill. Bukit Karst yang berdiri di tengah kota.

 

Restoran di Yangshuo.
Restoran di Yangshuo, tak jauh dari Moon Hill.

 

Sungai Li, airnya jernih dan sejuk.
Sungai Li, airnya jernih dan sejuk.

 

Mengarungi Sungai Li dengan perahu sewaan.
Mengarungi Sungai Li dengan perahu sewaan.

 

Pria tua menunggu turis yang mau berfoto dengan burung di pinggir Sungai Li.
Pria tua menunggu turis yang mau berfoto dengan burung di pinggir Sungai Li.

 

Perahu-perahu ditambatkan sambil menunggu turis.
Perahu-perahu ditambatkan sambil menunggu turis.

 

Mengarungi Sungai Li.
Menyusuri keindahan Sungai Li dengan perahu bambu.

(733)

8 Comments

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.