Perjalanan 14 Hari di Hongkong dan China bagian Selatan: Dali, Kota Kuno yang Indah (8)
Dali adalah salah satu keindahan kuno nan kekinian di daratan China atau Tiongkok yang pantas dijelajahi. Salah satu tempat asal kebudayaan di Yunnan. Ketika berada di kota ini, Dali membawa ke dimensi lain masa lalu Tiongkok dengan keindahannya. Berada di barat laut Kota Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, Dali dapat dicapai sekitar 4 jam perjalanan dengan bus. Saya tiba di kota ini setelah perjalanan dengan bus dari Kota Kuno Lijiang.
Karena tiba tengah hari lebih dua jam, kami langsung check in di hostel yang sudah dipesan. Hostel persis berseberangan dengan komplek Kota Kuno Dali. Jaraknya hanya sepelemparan batu dan dipisahkan jalan raya yang lebar. Dari hostel itu tampak tembok tebal yang membentengi kota kuno yang sudah berusia lebih dari 600 tahun itu.
Ada banyak hal yang ditemukan di Dali, China, terutama kota kunonya. Saya masuk kompleks itu melalui pintu gerbang yang kokoh di sisi barat. Setelah melalui pintu gerbang yang tinggi dan kokoh, barulah kita berada di kota kuno. Anak sungai yang jernih mengalir di tepi jalan yang berundak-undak. Jalan kota ini dibangun dengan struktur batu persegi. dari batu gunung yang dingin. Saya melewati rumah-rumah kediaman yang beratap genting hitam, penuh dengan suasana yang sederhana dan sunyi senyap.
Ketika berada di kota kuno ini, saya seperti digiring ke suatu kompleks kerajaan zaman kekaisaran di Tiongkok. Persis setting film-film kungfu yang biasa kita nikmati. Atmosfir kota kuno yang penuh kesederhaan nan primitif dan elegan sangat terasa. Kota Kuno Dali adalah kompleks permukiman yang dibangun pada masa Dinasti Ming (1368-1644). Sebuah kompleks seluas 6 hektar berbentuk persegi dengan tembok batu tinggi mengelilinginya, serta pintu gerbang di empat arah mata angin. Empat menara juga ditempatkan di dalam kompleks.
Di sini masih tinggal penduduk asli, yang 65 persen adalah minoritas Suku Bai. Mereka tinggal di rumah-rumah khas Tiongkok yang biasa kita lihat di film-film kungfu kuno. Namanya pemukiman, komplek kota kuno ini dilengkapi pasar, tempat ibadah, dan sekolah. Jadi saat mengunjunginya, bisa menyaksikan dan menyelami kehidupan masyarakat yang tinggal di sini. Mereka tak terusik meski ramai turis yang lalu lalang. Mereka justru membuka pintu lebar-lebar, terutama rumah-rumah yang sudah disulap menjadi toko souvenir dan cafe. Foreigner Street, jalan yang paling banyak didatangi turis. Di sinilah pusat keramaian.
Komunitas Muslim juga tinggal di dalam kompleks kota kuno ini. Ada masjid yang dilengkapi madrasah. Juga restoran muslim yang menyajikan makanan halal. Betapa senangnya saya ketika menemukan restoran dan masjid ini. Saya sempat memperkenalkan diri kepada pemilik restoran. Tetapi dia tidak tahu Indonesia. Dia baru ‘ngeh’ setelah saya bilang tetangga Malaysia. Eh hari lainnya ketika saya datang, dia bilang saya tamu dari Malaysia. Sedihnya hati ini!!! Malaysia lebih dikenal.
Dari restoran itu, masjid tak seberapa jauh. Saya melangkahkan kaki menuju masjid yang dikelilingi toko. Saya bertemu pengelola masjid, pasangan suami istri. Meski hanya bisa bahasa China mereka menyambut ramah. Wanita yang mengenakan jilbab, buru-buru membuka pintu masjid. Tetapi belum saatnya waktu salat jadi saya hanya mengamati interior masjid. Setelah waktu salat tiba, si suami, nama muslimnya Ahmad, mengumandangkan azan. Kami lalu salat berjamaah. Usai salat, mereka mengajak saya masuk ke rumahnya sebentar. Mereka menyuguhkan teh dan kudapan. Karena tak saling memahami bahasa masing-masing, kami banyak diam. Saya buru-buru menghabiskan teh lalu pamit dan kembali ke hostel.
Hari berikutnya saya kembali mengunjungi kota kuno Dali, China. Saya mendatangi menara yang berada di dekat pintu utara. Saya naik ke atasnya, dan melihat kompleks kota kuno dari ketinggian. Lalu saya berjalan menyusuri tembok yang membentengi kota kuno. Dari atas tembok yang mirip tembok China saya menikmati pemandangan indah Pegunungan Changsan di barat dan Danau Erhai di sisi lain.
Tak jauh dari kota kuno Dali, ada Three Pagodas yang indah. Letaknya sekitar satu kilometer dari kota kuno. Jadi saya hanya berjalan kaki dari hostel ke komplek pagoda. Ini adalah komplek pagoda kuno, dengan tiga pagoda yang salah satunya adalah pagoda utama. Usianya sudah 1200 tahun. Komplek inilah yang saya kunjungi terakhir selama dua hari di Dali. Sekaligus menutup perjalanan selama 14 hari di China dan Hongkong.(*)
(851)
Waduh kok saya terlewat ya beberapa eposide perjalanan Cina yang sebelumnya. BW lagi ah. Penasaran dengan Li Jiang. Pernah sekali waktu nonton Channel News Asia, ada acara traveling ke Li Jiang. Di situ saya mulai tersepona. Eh terpesona.
Banyak kayaknya yang terlewatkan. Hahaha. Emang Lijiang menarik banget. Gak hanya cuma kota tuanya sebenarnya. Gunungnya jadi tujuan trekking karena bagusnya!
Perjalanan yang mengesankan, yang tentunya akan menambah wawasan dan meningkatkan rasa syukur serta mengagumi akan kebesaranNya,
Semoga mendapat teman seperjalanan pada acara jokka2 selanjutnya, Aamin
Pastinya mengesankan karena akhirnya tahu sesungguhnya yang terjadi di satu tempat. Amin!
Perjalanan yang fantastis dan tak Kan terlupakan pastinya, semoga menemukan teman seperjalanan untuk jokka2 selanjutnya
Iya benar-benar gak terlupakan karena banyak hal-hal baru yang dilihat dan diketahui. Terima kasih ya!
Nama hostel nya di Dali apa? Yg deket kota tua nya?
Di seberang kota tua itu ada hostelnya tapi lupa namanya.