Perjalanan 14 Hari di Hongkong dan China bagian Selatan: Pesona Hutan Beton (3)
HongKong sering dijuluki hutan beton karena banyaknya gedung-gedung tinggi yang saling-silang dan padat. Meski demikian, banyak pesona yang ditawarkan daerah khusus administarif khusus ini.
Hong Kong adalah satu dari dua Daerah Administratif Khusus yang merupakan bagian dari negara Republik Rakyat China. Di bawah kebijakan Satu Negara Dua Sistem ciptaan Deng Xiaoping, Hong Kong menikmati otonomi dari pemerintah RRC seperti pada sistem hukum, mata uang, bea cukai, imigrasi, peraturan jalan yang tetap berjalan di jalur kiri. Urusan yang ditangani oleh Beijing hanya pertahanan nasional dan hubungan diplomatik. Karena punya imigrasi sendiri, orang Indonesia yang berkunjung atau wisata selama 30 hari di Hong Kong bebas visa.
Bebas visa ini menarik banyak orang Indonesia untuk liburan ke Hong Kong, termasuk saya. Cukup membawa paspor sudah bisa memasuki wilayah HongKong. Untuk menuju HongKong dari Batam, harus menyeberang ke Singapura dan terbang di Bandara Internasional Changi. Dari Changi pesawat terbang menuju Bandara Internasional Hong Kong di Chek Lap Kok yang terletak di Pulau Lantau. Di banding orang Singapura, orang-orang HongKong lebih ramah. HongKong pun sangat menyadari diri sebagai tujuan wisata favorit di Asia, sehingga wisatawan sangat diberi kemudahan sejak di bandara.
Begitu melewati imigrasi, informasi tentang HongKong sangat mudah didapat. Di konter Tourism Hong Kong, banyak brosur, peta, dan panduan wisata di Hong Kong yang lengkap dan diberikan secara gratis. Petugasnya pun ramah dan mempersilahkan mengambil setiap panduan wisata itu jika mau. Di bandara, berbagai moda transportasi bisa didapatkan untuk menuju pusat kota. Di antaranya kereta bawah tanah MTR, taksi, dan bus. Bus paling murah dan pilihan paling tepat untuk menikmati suasana HongKong sejak dari bandara. Dari bus bertingkat dua itu, pesona HongKong sudah tampak begitu meninggalkan bandara. Apalagi ketika melewati jembatan gantung yang menghubungkan Lantau Island dengan Bandara Chek Lap Kok itu.
Dua kawasan yang paling sering menjadi tempat menginap wisatawan adalah Kowloon dan Pulau Hong Kong. Bus yang menuju Kowloon bernomor A21 dengan ongkos 33 HKD. Lama perjalanan menuju pusat kota sekitar satu jam. Jangan takut tersesat karena bus ini menginformasikan setiap tempat pemberhentian. Tsim Sha Tsui, Kowloon, menjadi tempat favorit para pelancong karena lokasinya yang strategis. Selain banyak objek wisata di sekitarnya dan hotel yang murah, dari sini sangat mudah menjangkau seluruh wilayah HongKong.
HongKong memiliki sistem transportasi yang mapan dan modern dengan moda transportasi yang beragam. Mulai bus, taksi, kapal feri, dan MTR. Hampir semua ongkos layanan transportasi umum dapat dibayar dengan menggunakan Octopus Card yang biasa disebut Patadong. Berbekal peta, berbagai objek wisata mudah dijangkau. HongKong menawarkan beragam objek wisata, baik yang gratis maupun yang mengeluarkan biaya. Tetapi tanpa keluar uang lagi, banyak yang bisa dikunjungi. Di sekitar Tsim Sha Tsui yang dekat dengan pelabuhan Star Ferry saja, pesona HongKong sudah bisa dinikmati.
Sebut saja Avenue of Stars yang mirip-mirip Hollywood Walk of Fame di mana para selebritis dan aktor yang telah berjasa bagi perkembangan film Hollywood diabadikan. Avenue of Stars mengabadikan nama-nama artis HongKong mulai dari munculnya artis awal-awal HongKong hingga artis pendatang baru sekaligus dengan cap tangan mereka yang asli pada bintang yang ada nama mereka. Avenue of Stars ini berlokasi di area Victoria Harbour tepatnya di ujung Tsim Sha Tsui, Nathan Road. Lokasi ini merupakan pedestrian tempat orang-orang berjalan kaki dan bersantai-santai. Dari tempat ini kita bisa melihat pemandangan spektakuler Pulau HongKong dari kejauhan yang berada di seberang lautan yang terlihat seperti hutan beton diisi oleh banyak sekali gedung-gedung pencakar langit. Saat malam, pertunjukan Symphony of Lights memikat mata. Gedung-gedung di Pulau HongKong ini memancarkan cahaya diiringi musik.
Tak jauh dari Avenue of Stars dan masih di Nathan Road, ada Kowloon Park. Di pojok taman ini ada masjid yang dikelola orang-orang Pakistan. Namanya Masjid Jami’ Tsim Sha Tsui dan juga menjadi Kowloon Islamic Centre. Di sini saya bertemu buruh migran Indonesia (BMI) yang bekerja di HongKong. Pagi-pagi, ia sudah datang ke masjid itu. Waktu menunjukkan pukul 10 tetapi matahari belum tampak pada pengujung musim dingin itu. Di dalam Kowloon Park ini ada Hong Kong Avenue of Comic Stars. Tokoh-tokoh komik berjejer di dalam taman yang dilengkapi boulevard.
”Kalau hari Minggu taman ini (Kowloon Park) sangat ramai. Banyak teman-teman BMI yang liburan di sini. Tapi yang paling ramai di kunjungi teman-teman dari Indonesia, Victoria Park di Pulau HongKong,” kata Ami Lestari, BMI asal Trenggalek yang saya temui di masjid jami Tsim Sha Tsui, akhir Februari lalu.
Ke HongKong, tidak bisa disebut ke HongKong kalau tidak ke Pulau HongKong. Juga tak cukup dengan menikmatinya dari seberang lautan. Maka saya pun menyeberang dengan menumpang kapal ferry. Kapal ferry menyeberang setiap saat. Tidak sampai 10 menit, ferry sudah tiba di Pulau HongKong. Di depan mata sudah ada gedung-gedung menjulang seperti Central Plaza dan International Finance Centre. Saya sempatkan mengunjungi IFC bersama, Honza Toegel, teman dari Republik Ceska. Memandang hutan beton HongKong dari lantai 15 dan melihat sistem keuangan HongKong dari masa ke masa.
IFC terdiri dari dua gedung pencakar langit, IFC Mall, dan Four Seasons Hotel Hong Kong. Gedung kedua IFC adalah gedung tertinggi kedua di HongKong, di belakang International Commerce Centre di Kowloon Barat. Tingginya 407 meter. Two IFC merupakan gedung tertinggi keempat di wilayah China Daratan dan gedung perkantoran tertinggi kedelapan di dunia, berdasarkan ketinggian struktural. Stasiun Hong Kong di Airport Express langsung di bawahnya.
Dari depan IFC, kami menuju Victoria Peak atau dikenal juga sebagai The Peak. The Peak adalah gunung di Hong Kong bagian barat daya dengan ketinggian 552 meter, tertinggi di Pulau Hong Kong. The Peak salah satu objek wisata yang paling populer di Hong Kong dengan 6 juta orang mengunjunginya tiap tahun. Hal yang menarik turis ke The Peak adalah pemandangannya yang indah mencakup Pulau Hong Kong dan Semenanjung Kowloon. Lokasi ini juga merupakan tempat tinggal elit. Katanya, Jacky Chen punya rumah di kawasan itu. Untuk menuju ke sana, The Peak Hong Kong dapat dicapai dengan beberapa alternatif kendaraan, pertama yang paling terkenal adalah dengan Peak Tram. Perjalanan yang ditempuh dengan Peak Tram hanya memakan waktu kurang lebih 10 menit dari Central Lower Peak Tram Station ke The Peak. Untuk mencapai Peak Lower Station cara paling mudah dan murah adalah dengan menumpang bus tingkat nomor 15C yang berpangkal di Central Star Ferry dekat Pier No 8.
Perjalanan dengan bus menarik karena pemandangan sepanjang jalan yang kita lalui sangat memukau. Karena bus meniti jalanan memutar untuk sampai di puncak, otomatis kita disuguhi preview Hong Kong dari atas bagian per bagian ketika di dalam bis. Kenapa saya sebut preview karena sesampainya di The Peak kita akan bisa melihat Hong Kong dari atas sepenuhnya. The Peak Gallery, salah satu mall di The Peak adalah tempat yang baik untuk melihat Hongkong. Tempat terbaik adalah The Peak Tower yang puncak menaranya menyerupai wajan. Dari teras ini pemandangan HongKong 360 derajat tersaji. Mata puas, hati pun senang.(*)
(650)
Asyikkkkk, mengingatkan perjalanan ku beberapa tahun yang lalu trip to hong kong, terlalu banyak tempat yang harusdi kunjungi saat di ho g kong, sayang dulu belum sempat ke shenzen padahal itu hong kong, macau dan shenzen merupakan 1 jalut bagi para traveller. Hehehe sukses terus ahmadi blog nya.
Iya banyak banget. Hong Kong ke Shenzhen cuma satu jam dengan kereta. Terima kasih kunjungannya 🙂
Lebaran ntar mo ksni qt. Cek2 cerita Bang Uma dulu ah…
Lebaran kapan?? dua minggu lagi udah lebaran. Cusss ke sana 🙂