Rekomendasi Aktivitas dan Hotel di Chinatown Singapura
Singapura negara yang kaya keragaman budaya. Wisatawan pun dapat menyelami kekayaan budaya Singapura di setiap sudut. Salah satunya, kawasan Chinatown atau Pecinan yang bisa menjadi tempat wisata budaya dan sejarah yang seru di Singapura.
Sir Stamford Raffles pada rancangan kota tahun 1822, mengalokasikan area Chinatown sebagai tempat tinggal imigran asal China yang disebut Chinese Campong. Awalnya, pembangunan Chinatown dimulai dari Telok Ayer. Kemudian seiring waktu dan kebutuhan terus berkembang ke Kreta Ayer, Bukit Pasoh, sampai Tanjong Pagar.
Sebagai kawasan bersejarah, Anda tidak hanya dapat menemukan situs sejarah kuno yang berada di Chinatown. Pengunjung juga akan menemukan kawasan yang begitu hidup dengan penginapan, restoran, dan pertokoan dengan arsitektur ala China di Chinatown yang terkenal ramah Muslim.
Ketika menginjakkan kaki di area Chinatown, Anda dapat melihat gapura bernuansa oriental, area pertokoan dengan lentera, dan warna ornamen merah-emas yang erat dengan budaya China. Pengunjung bisa menemukan perpaduan dua sisi zaman yang harmonis. Ada sisi bersejarah yang penuh kenangan dan sisi modern yang memikat.
Semangat toleransi Singapura juga tercermin dari kawasan Chinatown. Ada empat tempat ibadah dari agama berbeda yang memiliki lokasi sangat dekat di Chinatown. Ada Masjid Jamae (Chulia), Kuil Sri Mariamman, Buddha Tooth Relic Temple and Museum, dan Gereja Fairfield Methodist yang lokasinya dapat dijangkau hanya dengan berjalan kaki dari satu tempat ibadah ke yang lain.
Nah berikut delapan rekomendasi aktivitas ramah Muslim untuk mengeksplor Chinatown Singapura. Simpan dulu daftar ini sampai pembatasan perjalanan dibuka kembali dan Singapura siap menerima wisatawan.
Menginap di hotel trendi dan estetik
Chinatown berada di jantung Singapura, oleh karena itu lokasinya sangat strategis dan memiliki fasilitas lengkap yang dapat dijangkau hanya dengan berjalan kaki. Harga penginapan di Chinatown sangat beragam, tetapi jangan khawatir karena harga penginapan di kawasan ini terbilang terjangkau.
Di sini juga banyak hotel trendi dengan desain modern aesthetic dan fasilitas lengkap untuk wisatawan. Jarak rata-rata hotel di Chinatown sangat dekat dengan stasiun MRT. Untuk rekomendasi hotel trendi dan estetik dengan lokasi strategis di Chinatown Singapura berikut ini bisa jadi pilihan.
– The Clan Hotel
Hotel di bawah naungan Far East Hospitality ini terkenal dengan desainnya yang estetik, menggabungkan desain modern dengan unsur tradisional. Salah satu daya tarik dari hotel ini adalah perlengkapan upacara minum teh tradisional yang menjadi fasilitas di setiap kamar.
Saat datang, tamu juga diajak memilih lima camilan impor gratis sesuai selera. Tamu juga dapat menikmati sarapan dari makanan fusion ala lokal, barat, dan China. Hotel ini tepat berada di sebelah Stasiun MRT Telok Ayer, hanya berjarak jalan kaki dua menit.
– The Scarlet Singapore
Hotel ini tampak memukau dengan gedung sudut bergaya arsitektur art deco. Gedung hotel ini merupakan bangunan bersejarah yang masih terawat dengan sangat baik dari 1924.
Jarak hotel ini hanya satu blok dari pusat perbelanjaan dan restoran Ann Siang Road dan hanya butuh berjalan kaki delapan menit ke pusat Chinatown. Anda juga bisa menuju stasiun MRT terdekat yaitu Maxwell dengan berjalan kaki tiga menit dari hotel ini.
– Hotel Mono
Hotel Mono memiliki konsep chic, modern, dan minimalis. Eksterior dan interior hotel didominasi dengan warna putih sehingga memberikan kesan bersih dan terang.
Jarak hotel ke Stasiun MRT Chinatown sangat dekat, dapat ditempuh degan jalan kaki satu menit. Anda juga dapat menuju pusat belanja Chinatown Point jalan kaki dua menit. Daerah sekitar hotel ada banyak sekali restoran dan kafe.
Beribadah di Masjid Jamae (Chulia) yang bersejarah
Masjid Jame (Chulia) adalah masjid bersejarah di Singapura yang dibangun pada 1826. Awalnya masjid ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan kaum Chulia atau Muslim Tamil tempat ibadah. Arsitektur Masjid Jame (Chulia) sangat unik karena menggabungkan elemen budaya barat dan timur.
Arsitektur masjid ini menggabungkan gara Indo-Islam India Selatan, neo klasik ala eropa, dan ubin ala China. Sejak abad ke-19, Masjid Jamae masih mempertahankan bentuk aslinya. Hanya ada sedikit perbaikan dan cat ulang. Masjid Jamae Chulia ditetapkan sebagai monumen nasional pada 1974.
Wisatawan Muslim dan non-Muslim diizinkan berkunjung ke masjid ini dengan aturan mengenakan busana sopan dan tertutup, serta membuka alas kaki.
Berkunjung ke rumah tradisional peranakan NUS Baba House
Rumah bersejarah yang dibangun pada 1857 ini merupakan aset sejarah Singapura yang menceritakan budaya peranakan Singapura. Arsitektur dan interior NUS Baba House yang mencerminkan peranakan tradisional, semuanya dalam kondisi masih utuh dan sangat baik.
NUS singkatan dari National University of Singapore yang membeli dan memugar rumah ini. Di sini Anda dapat menemukan lebih dari 2.000 artefak barang antik dan hiasan khas Peranakan. Dari mebel, peralatan rumah tangga, keramik, foto, buku, tekstil, dan lukisan.
Sebelum berkunjung ke NUS Baba House, wisatawan diharuskan untuk mendaftar melalui situs mereka di situs https://peatix.com/group/15343/events.
Belajar sejarah imigran China Singapura di Chinatown Heritage Centre
Rasanya kurang afdol jika berkunjung ke Chinatown tanpa mengetahui sejarahnya. Chinatown Heritage Centre adalah tempat yang tepat untuk belajar mengenai sejarah kawasan Chinatown.
Uniknya museum ini berada di kawasan pertokoan, yang memang dibuat untuk menunjukkan toko orisinal Chinatown pada 195-an. Di Chinatown Heritage Centre, Anda juga dapat belajar mengenai perjalanan imigran dari China ke Singapura pada akhir abad 19. Terdapat fasilitas tur audio dan pameran interaktif di museum ini.
Tur naik becak yang seru
Ingin coba sensasi tur yang berbeda di Chinatown? Coba tur naik becak di Trishaw Uncle. Tur ini akan dipandu uncle (sebutan untuk laki-laki dewasa di Singapura) yang handal mengendarai becak. Jangan khawatir karena para uncle yang pintar bercerita dan handal menarik becak, sudah memiliki lisensi yang terpercaya.
Becak menjadi kendaraan yang ramah lingkungan untuk menelusuri lorong dan jalanan di Chinatown. Anda akan diajak jalan-jalan dan jajan makanan halal dalam tur selama 45 menit. Tur keliling naik becak ini dihargai 49 dollar Singapura atau setara Rp 520 ribu per orang, dengan satu becak berkapasitas dua orang penumpang.
Berfoto di lukisan dinding karya seniman lokal
Chinatown juga punya banyak mural atau lukisan dinding yang tampak hidup, buatan seniman lokal Singapura. Mural-mural indah ini menarik wisatawan untuk berfoto dan melihat cerita di baliknya.
Kamu bisa melihat lukisan karya seniman Yip Yew Cheong berjudul My Chinatown Home yang menggambarkan area Chinatown zaman dulu. Mural ini mengajak untuk bernostalgia dalam sebuah rumah keluarga peranakan yang hangat. Mural ini berada di 30 Smith Street, dekat dengan Buddha Tooth Relic Temple.
Yip juga menggambar sebuah mural pada dinding sepanjang 40 meter di Kuil Thian Hock Keng. Mural ini sekaligus menceritakan perjuangan para imigran dari Fujian, China sampai ke Singapura dan kontribusi mereka terhadap Singapura modern. Kamu dapat menemukan mural ini di 93 Amoy Street di belakang Thian Hock Keng Temple.
Adapun kuil bersejarah yang telah ada sejak tahun 1800-an ini merupakan situs penting bagi para imigran awal-awal yang tiba di Singapura dan kemudian berdoa di kuil setelah tiba dengan selamat. Sebagian besar bagian kuil ini tetap tidak berubah di tengah perkembangan pesat kawasan sekitarnya yang menjadi Kawasan Bisnis.
Wisata kuliner di Chinatown
Ada banyak tempat untuk berwisata kuliner di Chinatown Singapura yang menawarkan rasa orisinal dari berbagai budaya kuliner setiap negara. Makanan halal seperti kway teow, bebek panggang, mi tarik, omelet kerang, disajikan oleh restoran bintang Michelin sampai pusat jajanan kuliner.
Anda dapat mengunjungi Chinatown Complex, rumah dari 260 pusat jajanan kuliner dengan harga makanan yang terjangkau. Masih ada Maxwell Food Centre, pusat jajanan kuliner dengan banyak gerai makanan yang masuk Michelin Bib Gourmand.
Selain pusat jajanan kuliner, Anda dapat menuju distrik kuliner di Chinatown seperti Everton Park yang punya sederet kafe hipster kekinian, Ann Siang Road dan Club Street dengan banyak restoran trendi di sepanjang jalan. Di Chinatown juga teradapat beberapa restoran halal, diantaranya:
– Segar Restaurant
Restoran dengan sertifikat halal ini menarkan makanan oriental khas Singapura dan aneka boga bahari segar. Porsinya terkenal besar, sehingga cocok untuk santap bersama keluarga. Makanan yang terkenal di Segar Restaurant di antaranya kari kepala ikan dan ayam claypot.
– Tongue Tip Lanzhou Beef Noodles
Restoran ini menawarkan la mian atau mi halal daging sapi. Resep ini dibuat oleh orang Hui atau Muslim China sejak zaman Dinasti Tang. Mi di restoran ini baru akan diulen dan dibentuk saat ada pesanan, jadi rasanya sangat segar.
– Aisyah Restaurant
Restoran ini menawarkan makanan ala Xinjiang, China yang halal. Makanan favorit di sini ada mi kuah daging sapi dan sate domba. Di sini adalah tempat untuk menemukan makanan autentik khas Xinjiang yang jarang ditemui.
Belanja oleh-oleh unik dari Chinatown
Anda bisa menemukan banyak barang dan makanan unik untuk jadi oleh-oleh Chinatown. Pagoda Street menjadi kawasan pertokoan andalan untuk membeli oleh-oleh seperti gantungan kunci, dompet, dan kaos dalam jumlah banyak dan harga murah.
Namun, jika ingin memilih oleh-oleh anti-mainstream, cobalah untuk berkunjung ke Pek Sin Choon, toko teh yang buka sejak 1925. Anda bisa menemukan teh dari berbagai penjuru dunia dan aksesoris minum teh dengan bentuk lucu.
Toko teh ini punya tradisi menyediakan teh gratis setiap hari di depan tokonya. Tujuan awalnya untuk melegakan dahaga para buruh yang bekerja dan tinggal di daerah sekitar toko. Namun, tradisi ini terus berlanjut sampai sebelum pandemi. Teh bisa dinikmati siapa saja, termasuk wisatwan.
Ada pula Chop Wah On, toko minyak angin dan balsam yang berkhasiat untuk kesehatan. Toko ini buka sejak 1916 dan kini juga menawarkan berbagai minyak aroma terapi dengan wangi yang harum. Minyak angin dan balsam dari Cho Wah On sangat diminati warga lokal dan wisatawan.
Sekadar tambahan informasi, Singapura menyelenggarakan kampanye SG Clean untuk menjamin standar kebersihan di tempat umum dari berbagai insdustri, termasuk indisurti pariwisata dan layanan maksanan. SG Clean dibuat untuk keamanan dan kenyamanan semua orang, termasuk Anda yang berkunjung ke Singapura khususnya pada masa pandemi Covid-19. (*)
(125)
One Comment