Perjalanan 14 Hari di Hongkong dan China bagian Selatan: Guilin, Kota Indah di Tepi Sungai Li (4)

elephant trunk hill

Sungai Li yang membelah Guilin dan Yangshuo bagaikan selendang sutra yang kehijau-hijauan. Dilatari bukit-bukit karst dengan panorama yang unik dan disebut terindah di dunia. Itulah yang saya temukan ketika berada di Guilin dan Yangshuo, China. Pemandangannya sangat berbeda dengan Hongkong. Saya tiba di kota itu setelah menumpang kereta semalaman dari Shenzen.

Guilin telah lama dikenal dengan pemandangan alamnya yang unik. Tidak mengherankan jika kemudian Guilin dianggap sebagai tempat yang paling indah di dunia dengan bukit-bukit Karst yang berbentuk spektakuler. Gua-gua yang mengagumkan dan air sungainya yang jernih. Mata akan terkesan dan takjub dengan pemandangannya yang indah itu.

Guilin adalah salah satu kota di Provinsi Guangxi, Republik Rakyat Cina yang terletak di timur laut Kawasan Otonomi Guangxi. Kota ini setingkat kabupaten. Total luasnya 27,8 ribu kilometer persegi, dengan membawahi 12 kabupaten, termasuk kota wisata Yangsuo, Xingan dan Gongcheng. Total luas distrik Kota Guilin sendiri mencapai 565 kilometer persegi.

Sungai Li Kota Guilin
Sungai Li yang berkabut di musim dingin.

Terletak di bantaran Li River (Sungai Li), nama Guilin berarti hutan Osmanthus fragrans (teh zaitun), karena banyaknya tanaman ini di kota ini. Di Guilin terdapat bandar udara internasional, jaringan kereta api dan jalan raya menjulur ke segenap penjuru. Di Guilin juga terdapat 2 hotel berbintang 5, 3 hotel berbintang 4 dan puluhan hotel berbintang 3. Biro perjalanan, restoran, tempat rekreasi, pusat perbelanjaan tersebar di setiap pelosok kota tersebut. Sarana ini sangat mendukung Guilin sebagai daerah wisata sehingga memudahkan pelancong dari berbagai negara dan dari China sendiri untuk datang berbondong-bondong pada akhir pekan dan musim libur.

Akhri Febuari lalu, saya mengunjungi kota ini dan kota kecil Yangshou. Guilin bisa langsung dijangkau karena memiliki bandara internasional. Tetapi saya melalui rute darat dari Hongkong, sehingga saya harus melintasi Shenzhen dan Guangzhou lebih dulu. Perjalan dengan slepeer train (kereta dengan tempat tidur) ditempuh selama 12 jam. Saya berangkat pukul 17.50 waktu China dan tiba pukul 08.00 keesokan harinya. Guilin yang agak ke utara bercuaca lebih dingin meski sudah akhir winter. Cuaca pagi sekitar 10 derajat selsius dan berkabut. Begitu dinginnya tiga lapis baju yang saya kenakan tidak mampu menghangatkan tubuh yang terbiasa di daerah tropis.

 

Hotel tempat saya menginap di Kota Guilin.
Hotel tempat saya menginap di Guilin.

Sejak pagi perjalanan saya di kota ini pun dimulai. Guilin yang usianya sekitar 2.000 tahun, sejak lama menjadi daerah tujuan wisata karena peninggalan sejarah dan peradabannya yang menyimpan sepenggal kisah geologi purba yang terkubur nyaris selama 200 juta tahun. Obyek wisata di dalam kota ini yang terkenal, antara lain Xiangbishan, Luotuoshan, Chuanshan, Groto Ludi, Groto Qixing, Reed Flute Cave, Four Lakes, Ming Dynasty King Palace, dan You Mountain, serta bukit-bukit kars yang spektakuler. Bukit karst yang paling terkenal adalah elephant trunk hill di tepi sungai Li yang ujungnya menyerupai belalai gajah.

Sebagai kota wisata yang terkenal di dunia, Guilin sering disebut-sebut bahwa pemandangan alamnya adalah yang terindah di seluruh negeri. Terutama dengan topografi karst yang paling sempurna di dunia dan panorama yang unik lainnya. Kawasan Guilin dialiri oleh banyak sungai yang jernih airnya. Ibarat cermin, airnya mampu merefleksikan gambaran perbukitan karst yang indah. Sungai utama adalah Sungai Li.

Sungai Li yang mengalir di wilayah tersebut memanjang hingga melintasi kota kecil yang indah Yangshuo. Panjang seluruhnya 437 kilometer. Sedangkan panjang sungai yang mengalir dari Kota Guilin sampai Yangsuo itu mencapai 84 kilometer. Sungai yang berhulu di Lijiang ini adalah jiwa dari keindahan alam Guilin itu. Boleh dikata sungai Li adalah intisari dari pemandangan indah di Guilin. Saking indahnya Han Yu, seorang penyair besar dinasti Tang (768-824) yang sangat terinspirasi ketika melayari Sungai Li dari Guilin, sampai menuliskan lirik terkenalnya seperti ini, “hembusan angin sungai seperti pita sutra hijau, sementara bukit-bukit seperti jepit rambut giok”. Karena keindahannya yang sudah terkenal itu, Pemerintah Cina saat ini pun tidak ketinggalan mempromosikan Guilin dengan menampilkan gambar gugusan bukit karst tersebut di lembaran uang kertas 20 Yuan.

Boulevard di pusat Kota Guilin yang menjadi epicentrum wisatawan pada malam hari.
Boulevard di pusat Kota Guilin yang menjadi epicentrum wisatawan pada malam hari.

Sungai Li bagaikan selendang sutra yang kehijau-hijauan, berkelok-kelok di antara jepitan bukit-bukit karst. Panorama Sungai Li bagaikan lukisan panjang nan indah dan selalu memukau wisatawan dalam dan luar negeri. Keindahan panorama ini bisa dinikmati dengan mengikuti pelayaran dengan menggunakan kapal pesiar, mulai dari kota Guilin hingga Yangshuo. Untuk pelayaran singkat, cukuplah dengan perahu bambu yang bisa disewa selama dua jam. Tetapi tanpa mengikuti pelayaran, panorama yang mengagumkan itu pun bisa dinikmati di pinggir sungai.

Puas menikmati keindahan Sunga Li, keindahan selanjutnya saya temukan saat mengunjungi four lakes. Danau yang tak jauh dari sungai Li ini disebut Four Lakes karena ada empat bagian danau. Masing-masing, Shahu Lake, Ronghu Lake, Guihu Lake, dan Mulong Lake. Meski sedang berkabut karena cuaca dingin, keindahan danau ini tidak berkurang. Di sebelah danau ada walk street yang menjadi pusat wisata pada malam hari. Dijejali bar, cafe, pub, butik, dan toko-toko dengan barang bermerek.***

 

Four Lakes, Kota Guilin.
Four Lakes, Guilin.

 

Four Lakes, Guilin.
Four Lakes, Guilin.
Ming Dynasty King Palace.

(1785)

6 Comments

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.