Kuta, Blue Lagoon, dan Sukawati yang Menggoda Mata
Pantai Kuta langsung terbayang kala mendengar lagu Kuta milik Andre Hehanussa. Saya yang bertahun-tahun memimpikan liburan ke Pulau Dewata tersenyum sendiri sambil ikut bernyanyi. Bali adalah destinasi wisata nomor satu di Indonesia, jadi tak salah jika banyak yang memimpikan untuk liburan ke sana.
Dua bulan sebelumnya, saya sudah mulai mempersiapkan rencana liburan ke Bali. Hal pertama yang saya lakukan adalah mencari tiket penerbangan. Harus rajin memantau website sejumlah penerbangan untuk mendapatkan tiket promo. Setelah sebulan, akhirnya saya menemukan tiket penerbangan yang super murah. Tiket promo itu ditawarkan Citilink.
Saya memilih rute Batam-Jakarta, kemudian Jakarta-Bali. Biaya tiket untuk pergi dan pulang yang super murah pun saya dapatkan. Murahnya benar-benar tidak sampai merogoh kocek dalam-dalam. Setelah tiket, giliran mencari hotel yang murah di kawasan Kuta. Kuta adalah tujuan utama karena Kuta adalah ikon Bali dan sudah mendunia. Jadi saya sangat penasaran. Dengan hati yang riang saya pun berangkat. Tetapi sebelum menjejakkan kaki di pantai yang terkenal dengan sunsetnya itu, saya singgah di Jakarta.
Di Jakarta saya bertualang di kampung bule yang dikenal sebagai surganya para backpacker, Jalan Jaksa. Tak jauh dari Stasiun Gambir dan Monas. Dari Jalan Jaksa ke Monas atau Stasiun Gambir bisa jalan kaki atau menumpang bajaj. Cukup bayar Rp10 ribu, tergantung kepintaran menawar. Setelah menikmati suasana malam di Jalan Jaksa dan berkeliling di kawasan Monas, keesokan harinya, perjalanan saya lanjutkan ke Bali.
Tiba di Bandara Ngurah Raih malam hari, langsung menuju Kuta dengan menumpang taksi bandara. Ongkosnya Rp65 ribu. Chek in di hotel bertarif Rp150 ribu dan istirahat sejenak, lalu petualangan di Bali pun dimulai. Kawasan jalan Legian, Kuta dan Seminyak yang ramai pada malam hari menjadi tujuan pertama. Di sini, seperti berada di negara lain. Bule dari mancanegara berbaur dengan wisatawan lokal tumplek di jalanan. Pub dan restoran hingar bingar dengan musik. Sembari menikmati suasana malam, sayang mendatangi Monumen Bom Bali. Di monumen itu tertulis nama-nama dan asal negara para korban. Kebanyakan dari Australia. Wisatawan berfoto-foto dengan latar belakang monumen ini. Wisatawan datang dan pergi hingga dini hari.
Masih di kawasan Kuta, tak sah rasanya kalau tidak mengunjungi pantainya. Saya mendatangi pantai Kuta keesokan harinya. Pagi sekitar pukul 10.00 Wita, Pantai Kuta sudah ramai. Wisatawan berjemur di pasirnya yang kecoklatan dan bermain selancar di pantai yang berombak. Di pantai ini, bagi Anda yang ingin belajar selancar, tersedia instruktur.
Siang hari, saya menuju Padang Bai. Sebelumnya saya membeli tiket travel yang mudah ditemukan di sekitar Kuta. Nama wisata Padang Bai cukup terkenal di Bali. Padang Bai terletak di Kecamatan Manggis, sekitar 53 kilometer dari kota Denpasar atau lebih kurang 30 kilometer dari Amlapura. Dari Kuta, dapat dijangkau dengan menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam. Lokasinya cukup strategis karena tepat berada di jurusan Klungkung-Karangasem. Padang Bai merupakan daerah pelabuhan dan kampung nelayan yang tenang. Wisatawan yang ingin melanjutkan perjalanan ke Lombok melalui pelabuhan Padang Bai.
Padang Bai sangat terkenal dengan pantai pasir putihnya, lingkungan alam sekitarnya yang indah, serta panorama bawah lautnya yang indah. Di samping juga kehidupan para nelayan dengan segala dinamikanya, menjadi nilai plus penarik banyak wisatawan. Ada Pantai Padang Kurungan, salah satu pantai yang indah yang terkenal karena keindahan bawah lautnya yang didominasi oleh ikan hias berwarna-warni dan soft coral. Kemudian keberadaan laguna biru di tengah pantainya yang indah sehingga pantai ini sering juga disebut Pantai Blue Lagoon. Di Blue Lagoon, bule-bule menikmati keindahan bawah laut dengan snorkeling.
Di sebelah barat ada Pantai Bias Tugel, indah karena pasir putihnya yang terhampar luas dan lautnya yang biru dan jernih. Bule-bule berenang hingga matahari terbenam. Blue lagoon dan pantai bisa tugel bisa dijangkau dengan mudah karena berdekatan. Dari blue lagoon ke pantai bias tugel, saya melihat beberapa pura. Ada pura yang dianggap keramat di sini yakni Pura Silayukti dan Pura Tanjung Sari. Pura Selain dua pura tersebut, juga terdapat Pura Agung yang terletak di sebelah barat Padang Bai.
Selama dua hari saya menikmati keindahan Padang Bai, kemudian berkunjung ke desa-desat adat di Sibetan, Selat, Muncan, Rendang dan Tungkup. Di Sibetan, saya melalui hamparan kebun salak yang eksotis. Dari sinilah salak berbagai varian yang ditemukan di Bali berasal. Kemudian melewati hijauhnya sawah yang menggunakan pengairan dengan sistem Subak. Tahun 2012 Subak ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya Indonesia oleh Unesco.
Puas menikmati keindahan alamnya, tak lengkap jika pulang tanpa membawa buah tangan. Pasar Sukawati tempatnya. Pasar Sukawati adalah pasar seni yang sangat terkenal sampai ke penjuru dunia itu menjadi tujuan. Pasar Sukawati terletak sekitar 30 km dari Denpasar, sekitar 40 menit naik kendaraan dari Kuta. Pasar seni Sukawati terdapat di Desa Sukawati Kabupaten Gianyar. Dilewati ketika dari Kuta ke Padang Bai. Sementara dari Padang Bai ke Pasar Sukawati sekitar 40 menit.
Di pasar seni ini ada ratusan pedagang seni berkumpul menjajakan barang kerajinan, mulai dari patung kayu, lukisan, kaos, celana pendek, tas, sandal, dan sarung. Motifnya unik dan khas Bali. Semua barang di sini, dapat ditawar. Jadi pintar-pintarlah untuk menawar. Karena relatif murah, saya sampai menenteng dua kantong besar oleh-oleh untuk dibawa pulang.***
(445)
ajakin aku ke bali kak ๐
Ayo kaka, tapi bayarnya sendiri-sendiri ๐
aduh, terakhir kali aku ke bali mas, tahun 2013, jadi pengen lagi kesana
kangen suasana di maxi … hihihi
dari kamar saja sudah kedengeran bunyi jedang jedung padahal jarak nya hampir 500 meter lebih
Pasti semua yang pernah ke Bali, kangen untuk kemBALI lagi ๐
bener-bener ini aku butuh vitamin sea hehehe
Ayo, traveling lagi, hehehe!