Menjelajahi Sisi Lain Singapura di Katong

Katong Singapura
Rumah Peranakan di Katong Dok. Unsplash Zac Ong

Katong tidak begitu populer jika dibandingkan kawasan Marina Bay, Bugis, dan China Town di Singapura. Namun Katong dapat menjadi pilihan destinasi wisata bagi yang ingin menjelajahi Singapura dengan sisi yang berbeda, khususnya bagi pencinta sejarah, budaya, dan kuliner.

Distrik ini adalah wujud nyata budaya peranakan tradisional Singapura, dengan atmosfer abad ke-20 yang masih terawat dengan sangat baik. Kawasan yang dulunya adalah perkebunan kelapa ini awalnya adalah tempat berlibur akhir pekan para kaum elit.

Katong kemudian berkembang menjadi pemukiman kaum peranakan pinggir kota pada awal abad ke-20. Saat ini Katong masih mempertahankan budaya peranakan yang tampak lewat arsitektur rumah-toko (ruko) kuno dan tempat makan yang bertahan antar generasi.

Katong terkenal sebagai surga makanan peranakan di Singapura dan tempat menjelajah budaya peranakan yang unik. Apalagi Katong ramah Muslim sehingga bisa menjadi pilihan jika berlibur di Singapura. Nah berikut aktivitas yang bisa dilakukan selama menjelajahi Katong!

Merasakan tinggal di Katong seperti orang lokal

Katong merupakan kawasan yang tepat bagi yang ingin merasakan seperti apa kehidupan sehari-hari orang lokal Singapura. Di sini terdapat banyak hotel butik yang berlokasi tepat di daerah pemukiman rumah warga lokal. Inilah yang menjadi daya tarik Katong bagi pelancong.

Anda dapat merasakan kehidupan ala warga lokal dan berinteraksi langsung dengan mereka. Kawasan ini juga cocok untuk pilihan para foodies menginap, karena di sekeliling tempat penginapan terdapat banyak makanan Singapura yang legendaris.

Penginapan di Katong juga memiliki arsitektur khas peranakan, membuatnya instagrammable dan menarik untuk dijadikan latar berfoto.

Untuk penginapan, ada beberapa rekomendasi hotel yang sudah mendapat sertifikat SG Clean di Katong. Bisa menjadi pilihan menginap yang aman dengan pengalaman berbeda. Antara lain Santa Grand Hotel East Coast, Hotel Indigo Singapore Katong, Champion Hotel, dan Village Hotel Katong.

Hunting foto di arsitektur yang khas

Salah satu aktivitas menyenangkan yang bisa dilakukan di Katong adalah hunting foto. Anda bisa memotret objek menarik untuk fotografi jalanan atau bersenang-senang dengan cara selfie di lorong-lorong bangunan.

Katong Singapura
Mural Medleyalley Dok. Daily Advent

Sepanjang Katong dan Joo Chiat merupakan spot foto yang menarik karena arsitektur peranakan kuno pada bangunan dengan warna-warni pastel. Ada pula mural atau lukisan dinding dari seniman lokal seperti mural High Tide yang bergambar ombak di belakang lorong Koon Seng Road.

Mural buatan Helene Le Chatelier menceritakan kawasan Joo Chiat yang dahulunya adalah daerah pantai. Ada puisi buatan Christine Chia juga di mural ini.

Kemudian, ada mural A History of Healing di Scanteak Showroom karya TYC Studios. Dahulu, gedung tempat mural ini adalah klinik kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan harapan hidup anak-anak pada masa perang.

Masih ada mural Medleyalley, mural kembar dalam dua sisi lorong dinding kuning. Mural ini bergambar motif khas Peranakan dengan warna ceria. Mural ini dibuat oleh seniman Nicia Lam, Valerie Neo, Novena Angela dan Yillish Lam.

Wisata kuliner legendaris

Puas berfoto, saatnya istirahat untuk mengisi perut dan melegakan dahaga. Katong adalah kawasan kuliner terkenal di Singapura. Di sini ada banyak sekali kuliner legendaris ramah Muslim yang bisa dicoba.

Makan laksa adalah agenda wajib yang sayang dilewatkan saat berkunjung ke Katong. Laksa di Katong bisa dikatakan makanan yang mewakili Singapura dan membedakannya dari jenis laksa dari negara lain. Laksa Katong berupa sajian mi putih dari tepung beras dengan kuah kaldu udang yang memiliki rasa gurih dan pedas nan segar.

Biasanya Laksa Katong disajikan dengan kerang dan fish cake atau dikenal sebagai otak-otak di Indonesia. Ciri khas lain dari laksa katong adalah isiannya berukuran sekali gigit, jadi bisa dimakan dengan mudah tanpa bantuan sumpit.

Ada dua kedai laksa legendaris di area Katong yang sama-sama menyajkan rasa laksa orisinal, yaitu 328 Katong Laksa dan Kedai Janggut Laksa. Keduanya adalah kedai laksa yang ramah Muslim.

Katong Singapura
328 Katong Laksa Dok. 328katonglaksa.sg

Setelah menikmati laksa, jangan lupa untuk mencicipi kue peranakan di Katong. Camilan klasik ini dibuat dengan bahan berkualitas tinggi dan cocok untuk sarapan atau minum teh sore. Kue juga menjadi salah satu ciri khas budaya makanan peranakan di Singapura, karena banyak resepnya tetap bertahan antar generasi.

Rekomendasi kue peranakan yang bisa dicoba di Katong seperti Ang Ku Kueh. Kue berbentuk cangkang kura-kura ini terbuat dari bahan tepung beras ketan yang kenyal dan isian kacang hijau yang dihaluskan. Bentuk Ang Ku Kueh yang unik, dipercaya merupakan lambang kemakmuran.

Ada juga Sugee Cake yang merupakan kue bolu almond yang dilapisi gula icing di atasnya. Camilan ini merupakan kue khas komunitas Eurasian, yang mendapatkan pengaruh kue Eropa.

Inovasi kue peranakan dengan bahan premium seperti durian juga sedang hits di Singapura. Kue salat yaitu kue dengan dua lapisan, ketan, krim pandan, dan kelapa kini dibuat versi durian. Kue lapis, pineapple tarts (nastar), dan mooncake (kue bulan), juga dikreasikan dengan isian durian di Singapura.

Jika ingin roti datang lah ke Micro Bakery and Kitchen Red House. Dari penampakan bangunan, kafe ini begitu menarik. Warna bangunan kuno serba merah bagai magnet untuk pengunjung. Restoran dan toko roti ini pertama kali buka sejak 1960an. Gedung sempat beberapa kali berubah kepemilikan dan fungsi.

Namun, pemilik terbaru mengembalikan fungsi gedung menjadi restoran dan toko roti. Spesialiasi Micro Bakery & Kitchen Red House adalah roti swiss roll. Saat ini, menu kafe semakin beragam, dengan aneka roti klasik seperti sourdough, tartine, sandwich, dan brownies. Roti di sini dibuat dalam jumlah sedikit untuk menjaga kesegaran dan kenikmatan rasa.

Kuliner lainnya yang patut dicoba adalah prata di Mr and Mrs Mohgan’s Super Crispy Prata. Toko prata legendaris ini terkenal akan pelanggan setia yang rela antre panjang. Saat akhir pekan lama antrean untuk mendapatkan roti prata renyah ini bisa sampai 45 menit.

Mr Moghan sang pemilik, belajar membuat prata sejak usianya 12 tahun, maka rasa dan tekstur roti prata sudah terjamin enak. Roti prata disajikan dengan kuah kari dan sambal yang membuat makan jadi lebih istimewa.

Belajar budaya Peranakan

Rasanya tidak lengkap jika berkunjung ke Katong dan belum mengenal budaya peranakan itu sendiri. Katong menawarkan tempat bagi wisatawan untuk belajar dan mencoba berbagai kegiatan ala baba dan nyonya, sebutan laki-laki dan perempuan peranakan.

Semuanya dikemas dengan menarik dan interaktif sehingga tidak membosankan. Ada tiga tempat untuk belajar mengenai budaya peranakan di Singapura yaitu Katong Antique House, The Intan, dan Eurasians Heritage Gallery.

Katong Singapura
Katong Antique House Dok. Time Out

Katong Antique House adalah rumah berusia lebih dari satu abad dan situs sejarah yang masih terawat dengan sangat baik. Katong Antique House bagaikan sebuah kapsul waktu, karena di dalam rumah ini terdapat barang-barang dari tahun 1800-an.

Pengunjung akan menemukan altar sembahyang leluhur Tionghoa, koleksi keramik kuno, dan foto-foto keluarga peranakan. Jadi, tidak ada salahnya untuk memesan tur privat di Katong Antique House untuk memperkaya informasi.

Selain Katong Atique House, ada The Intan yaitu museum peranakan swasta. The Intan beberapa kali mendapatkan penghargaan, salah satu yang bergengsi adalah Singapore Experience Award kategori Atraksi terbaik pada 2016. Museum ini juga pernah muncul di Discovery Channel dan National Geographic.

Museum ini juga menawarkan berbagai paket menarik untuk pengunjung, seperti tur lokasi, virtual tur, dan kelas khusus seperti paket minum teh sambil dijelaskan kebudayaan dan sejarah Peranakan. Anda juga bisa berfoto grup bahkan mengadakan sesi foto pranikah di The Intan.

Tempat lain untuk belajar mengenai sejarah Katong adalah di Eurasian Heritage Centre. Meski Katong terkenal sebagai kawasan peranakan, namun komunitas Eurasians juga sempat menetap di kawasan ini. Wisatawan bisa mempelajarinya lebih jauh di Eurasian Heritage Centre.

Anda dapat belajar mengenai perjalanan para imigran sampai ke Singapura dan akulturasi budaya yang terasa sampai saat ini. Eurasians Heritage Centre juga menyediakan kelas untuk merasakan kebudayaan Eurasia, misalnya kelas memasak, kelas menyanyi, dan kelas tarian tradisional Portugis.

Belanja barang antik dan berunsur Peranakan

Katong juga menjadi tempat yang tepat berburu barang seperti pakaian dan interior ruangan yang unik. Di sini ada banyak sekali toko indie, dengan konsep antik. Di antaranya Rumah Bebe.

Singapura
Rumah Bebe.

Rumah Bebe salah satu tempat belanja paling terkenal di Katong karena menjual kebaya dan sarong Nyonya, lengkap dengan kasut manik. Anda juga bisa membeli peralatan makan, makanan, dan pernak-pernik bertema peranakan di sini.

Toko ini menempati bangunan dari tahun 1928, dengan desain Peranakan yang khas. Rumah Bebe juga menawarkan kelas dan tur untuk menjelaskan budaya peranakan lebih detail.

Ingin yang lebih unik, datang lah ke Cat Socrates. Penjaga toko di Cat Socrates tak lain adalah kucing oranye yang imut. Toko ini menjual buku, dekorasi ruangan, tanaman hias, tas dan aksesoris fashion, serta pernak-pernik bertema Singapura. (*)

(160)

2 Comments

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.