Glamping di White Sands Island Bintan
White Sands Island, salah satu pulau privat yang indah di Bintan. Pastinya banyak yang ingin datang ke sana dan menikmati keindahannya sekaligus melepas penat. Turis dari mancanegara, terutama yang tinggal di Singapura, sering liburan ke White Sands Island.
Saya sudah pernah ke pulau yang nama aslinya Pulau beralas Pasir ini. Tetapi itu sekitar lima tahun lalu dan hanya one day tour. Tidak bisa merasakan suasana malam dan menginap di villa. Jadi rasanya kurang puas. Mungkin sudah berjodoh, saya bisa liburan lagi ke White Sands Island bersama teman-teman di Batam.
Kami memilih akhir pekan dan kebetulan harganya lagi promo. Saat itu ditawarkan Rp 850 ribu untuk satu glam camp yang bisa diisi empat orang. Sementara untuk villa harganya di atas Rp 1 juta per malam. Harga itu sudah termasuk antar jemput di pelabuhan Teluk Bakau ke pulau dan sarapan pagi. Kami pilih yang paling murah.
White Sand Island terletak di Desa Teluk Bakau, sisi timur Pantai Trikora Bintan. Dari Kota Tanjungpinang berjarak lebih kurang 32 kilometer. Atau dari Tanjunguban kurang lebih 65 kilometer. Transportasi umum dari Tanjungpinang atau pun dari Tanjunguban ke Teluk Bakau tidak ada sama sekali. Jadi harus dengan kendaraan pribadi atau sewa mobil.
Sebelum berangkat, kami sudah memesan mobil sewaan. Di Tanjunguban banyak mobil sewaan yang tersedia dan bisa diambil di pelabuhan roro. Tarifnya mulai dari Rp 250 ribu per hari. Jika punya kendaraan pribadi, bisa dibawa dengan roro. Lama perjalanan dari Pelabuhan Punggur Batam dengan roro ke Tanjunguban 1 jam.
Sesampai di pelabuhan roro Tanjunguban, kami segera turun dan mencari pemilik mobil yang kami sewa. Ternyata mobilnya sudah diparkir di dekat gerbang kedatangan. Tidak menunggu lama, kami segera meluncur ke Pantai Trikora, Teluk Bakau. Perjalanan dengan mobil ditempuh 1,5 jam kalau tidak singgah-singgah ke destinasi wisata lainnya.
White Sands Island punya pelabuhan sendiri di Pantai Trikora km 37 Teluk Bakau. Dari pelabuhan inilah tamu dibawa ke White Sands Island dengan speedboat. Bisa 10 menit kalau tidak berombak. Mendekati pulau, hampar pasirnya yang putih sudah memukau. Ingin rasanya segera tiba dan guling-guling di pasir.
White Sands Island milik perorangan, jadi sudah bisa dipastikan pulau kecil ini tidak dihuni oleh penduduk lokal, terkecuali wisatawan yang menginap. Beberapa wisatawan sudah ada saat kami tiba. Masuk ke pulau ini sesuai jadwal check in dan kami langsung dibawa ke tenda.
Tendanya bukan tenda biasa. Namanya glamour camp atau glamping, fasilitasnya hampir setara dengan hotel. Ada dua tempat tidur yang dilengkapi selimut dan berpendingin udara. Hanya toiletnya saja yang terpisah sehingga tamu menggunakan toilet bersama. Kecuali villa yang dilengkapi toilet pribadi.
Bagi yang suka foto-foto, di pulau ini banyak banget spot berfoto. Pengelola White Sands Island memang menyediakan properti yang bisa digunakan untuk berfoto. Selain ayunan di bibir pantai, ada gazebo hingga hammock yang tergantung dengan berbagai aneka warna yang tentunya membuat hasil foto terlihat bagus.
Di pulau ini pengunjung bisa bermain dan berjemur sepuasnya. Menikmati indahnya pantai dengan pasir putih yang halus atau berenang di laut dengan air yang jernih seperti kristal. Sebelum bermain, kami menjelajahi pulau. Niatnya ingin mengelilingi pulau, tetapi di bagian selatan yang ditumbuhi bakau, sulit untuk dilalui.
Sore setelah matahari sedikit jinak, kami bermain di pantai dan berenang. Pengunjung juga bisa bermain kayak atau pun voli pantai. Ingin santai sambil membaca buku, tersedia kursi rebahan. Fasilitas yang tentunya gratis. Tapi ada juga sebagian permainan yang berbayar, seperti banana boat, snorkeling dan lainnya.
Dari pantai di bagian tengah, kami pindah ke ujung. Yang unik dari pantai ini adalah, bentuknya bisa berubah-ubah. Setiap tahun, bentuknya bisa tidak sama dengan bentuk tahun sebelumnya. Semua tergantung angin dan cuaca yang membentuk pulau tersebut. Di sepanjang pantai tersedia gazebo, kursi pantai hingga hammock yang bisa buat bersantai.
Di dekat ujung pulau itu ada ayunan. Kami mencoba bermain ayunan. Namun agak sulit menuju ke sana karena air sudah pasang dan arusnya lumayan kuat. Setelah berenang sedikit, sampai juga di ayunan. Seorang teman yang tidak begitu pandai berenang minta dibawa ke ayunan dengan berpegangan di pundak.
Kami tidak lama karena air semakin naik dan angin berhembus kencang. Kami kemudian bergegas kembali ke pantai. Lalu duduk di pasir sembari menyaksikan matahari kembali ke peraduannya. Setelah matahari tenggelam, kami kembali ke glamping dan makan malam.
Di pulau ini tersedia restoran dan bar yang asyik buat nongkrong. Saat malam pengunjung bisa santai di sini. Hanya saja saat kami datang, restoran ditutup sementara. Kami akhirnya rebahan di pantai. Ngobrol sembari memandang bintang-bintang di angkasa.(*)
(227)
berarti selama restoran tutup, kita boleh bawa makanan dari luar ya bang ?
Dibolehkan karena sama sekali tidak ada tempat lain tuk beli makanan.