Jatuh Cinta pada Musee du Louvre, Museum Terbesar di Dunia

Kalau ke Paris, jangan melewatkan untuk mengunjungi Museum Louvre yang terkenal itu. Museum Louvre terletak di Rive Droite Seine atau tepi Sungai Seine, Arondisemen pertama di Paris, Perancis. Saya mengunjungi Museum Louvre atau dalam bahasa Perancis Musee du Louvre ini, sehari setelah berkunjung ke Menara Eiffel. Sebelum ke tempat ini saya ke Notre-Dame de Paris.

Dari Notre-Dam, saya berjalan kaki ke Musee du Louvre karena jaraknya tidak jauh. Cukup menyusuri jalan tepian sungai Seine. Apalagi pemandangan sepanjang sungai Seine menarik dan area pejalan kaki sangat nyaman sehingga tak terasa Musee du Louvre yang berada di dalam area Istana Louvre (Palais du Louvre) sudah dekat. Sebelum belok masuk ke area museum dan istana itu, saya singgah di jembatan yang dijejali gembok cinta.

Langit semakin kelabu dan saya pun segera beralih ke tujuan utama saya, Musee du Louvre. Begitu melewati gerbang yang sangat tinggi, piramida kaca di tengah-tengah museum itu langsung menyita perhatian saya. Di sekelilingnya bangunan museum yang sangat besar dan indah menarik mata.

Museum ini buka setiap hari, kecuali Selasa, dari pukul 09.00 hingga pukul 18.00. Pada bulan Oktober sampai Maret, setiap hari Minggu pertama di bulan berjalan, pengunjung tidak dikenakan tiket masuk. Saya berkunjung hari Minggu kedua November, sekitar pukul 17.00, waktu Paris. Meski demikian masih ramai antrian pengunjung yang hendak masuk di depan pintu piramida kaca.

Museum Louvre memiliki tiga pintu masuk. Pintu utama melalui pintu di piramida kaca yang berada di tengah plaza, lalu melalui pusat perbelanjaan bawah tanah Carrousel de Louvre, dan yang terakhir melalui Porte des Lions. Tiket masuk museum ini 12-16 euro untuk pengunjung berumur 18 tahun ke atas dan gratis di bawah usia itu. Jika melalui pintu utama akan tersedia elevator yang terutama ditujukan bagi lansia, ibu dengan anak, maupun orang dengan cacat fisik. Elevator itu untuk turun menuju museum.

Museum ini sangat besar dengan 5 lantai dan memiliki 3 sayap, yaitu Denon, Richelieu, dan Sully. Museum Louvre memang salah satu museum terbesar di dunia. Musee Du Louvre memiliki sekitar 35 ribu benda seni dari mulai zaman prasejarah hingga abad ke-19. Diletakkan di bangunan yang dulunya adalah benteng kota di abad ke-12. Dari benteng bangunan ini kemudian menjadi istana yang diperluas hingga seperti sekarang ini. Arealnya seluas 60.600 meter persegi. Karena begitu luasnya dan banyaknya koleksi, pengunjung harus menentukan bagian yang akan dikunjungi. Kalau pun mau melakukan the art of getting lost, Louvre adalah tempat yang tepat. Kemungkinan menemukan koleksi Mesir 2600 sebelum masehi, harta karun dari dinasti Islam, Yunani dan Romawi sangat besar.

Koleksi museum ini dibagi menjadi 8 bagian, yaitu bagian Mesir Kuno, benda purbakala dari Timur Dekat, Yunani, Etruskan, Romawi. Selain itu ada seni Islam, Patung, Seni Dekoratif, Seni Lukis dan juga Seni Gambar dan Cetakan. Setiap hari, turis dari banyak negara di dunia mengantri panjang untuk memasuki piramida kaca atau pintu lainnya untuk melihat koleksi-koleksi museum.

Beberapa koleksi utama adalah Venus de Milo, Nike of Samothrace, lukisan-lukisan Raphael, Michelangelo, dan tentu saja lukisan-lukiasan Leonardo da Vinci. Namun yang paling dicari oleh semua pengunjung adalah lukisan Monalisa yang terletak di lantai satu. Lukisan Monalisa ini dilindungi oleh kaca yang cukup tebal. Diberikan batas berupa pagar kayu agar lukisan ini terlindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan. Sebab pengunjung sangat ramai di ruangan itu.

Sulit untuk sekadar mengambil foto Monalisa yang sedang tersenyum. Pengunjung harus rela menanti giliran berpuluh-puluh menit atau bahkan sama sekali tak berhasil. Seperti saya karena waktu yang sudah mepet menjelang museum tutup. Petugas museum pun mengingatkan bahwa museum akan tutup segera dan bergegas melihat koleksi yang lain sebelum keluar.

Meski sudah senja, di luar museum, pengunjung masih ramai yang duduk-duduk di tepian air mancur atau berfoto. Beberapa pengunjung sibuk berfoto dengan gaya seolah-olah menunjuk puncak piramida kaca. Di plaza itu, selain di tepian air mancur, ada beberapa tempat duduk berbentuk kotak tetapi banyak digunakan pengunjung untuk berdiri saat berfoto. Hingga lampu mulai menerangi area museum, pengunjung masih betah duduk menikmati suasana dan memandangi sekeliling bangunan yang indah itu. Termasuk saya. Benar-benar jatuh cinta pada museum ini.

Sejarah Museum Louvre

Museum ini pada awalnya dibangun oleh Raja Phillip II di akhir abad ke-12. Pada mulanya bangunan ini dimaksudkan sebagai benteng. Sisa-sisa benteng dapat dilihat di ruang bawah tanah museum. Pada tahun 1682, Raja Phillip XIV memutuskan bahwa keluarga kerajaan akan tinggal di Istana Versailles sebagai kediaman pribadi. Setelah itu, Raja memerintahkan supaya Istana Louvre digunakan sebagai tempat untuk menyimpan benda koleksi kerajaan seperti patung.

Pada tahun 1692, di gedung ini ditempati oleh Académie des Inscriptions et Belles Lettres dan Académie Royale de Peinture et de Sculpture. Académie tetap di Louvre selama 100 tahun berikutnya. Selama Revolusi Perancis, Majelis Nasional Perancis menetapkan bahwa Louvre harus digunakan sebagai museum untuk menampilkan karya-karya bangsa.

Setelah Revolusi Perancis, Majelis Nasional Perancis akhirnya memutuskan agar Louvre digunakan untuk menyimpan karya-karya milik negara Perancis. Bangunan ini diperluas beberapa kali hingga membentuk Istana Louvre yang sekarang ini.  Museum ini dibuka pada tanggal 10 Agustus 1793 dengan memamerkan 537 lukisan. Mayoritas karya tersebut diperoleh dari properti gereja dan kerajaan yang disita Pemerintah Perancis. Karena masalah struktural dengan bangunan, museum ditutup pada tahun 1796 hingga 1801.

Jumlah koleksi museum meningkat di bawah pemerintahan Napoleon dan museum berganti nama menjadi Musée Napoléon. Setelah kekalahan Napoleon dalam Pertempuran Waterloo, sebagian besar karya-karya yang disita oleh pasukannya kembali ke pemilik asli mereka. Koleksi museum ini ditingkatkan lagi selama pemerintahan Louis XVIII dan Charles X, dan selama masa Imperium Perancis Kedua, museum berhasil memperoleh 20.000 koleksi. Koleksi museum terus bertambah dengan adanya sumbangan dan hadiah yang terus meningkat sejak masa Republik Perancis Ketiga.***

(1482)

13 Comments

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.